Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan mengatakan telah menahan seorang warga negara China atas dugaan spionase setelah menggagalkan rencana untuk membujuk personel militer yang masih aktif dan pensiunan untuk mengumpulkan informasi rahasia.
Mengutip Reuters, Selasa (18/11/2025), Taiwan telah mengeluh bahwa Beijing telah meningkatkan upaya mata-matanya di pulau itu, termasuk di kantor kepresidenan, dan telah mengambil tindakan tegas untuk mencoba menghentikannya.
Biro Investigasi Kementerian Kehakiman mengatakan bahwa seorang warga negara China dengan status penduduk Hong Kong, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya Ding, telah bertindak atas instruksi militer China untuk mengumpulkan informasi rahasia.
Ding, yang mengunjungi Taiwan dengan dalih kegiatan bisnis atau pariwisata, merekrut dua pensiunan perwira militer sebagai anggota inti kelompok mata-mata untuk kemudian merekrut personel yang masih aktif, kata biro tersebut.
Baca Juga: Dari Diplomasi ke Ancaman: China Babat Jepang dengan Senjata Ekonomi
Ding, bersama enam orang lainnya, kini telah ditahan, tambahnya.
Kementerian tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk kapan tepatnya Ding ditahan atau jenis kelamin mereka.
Tidak dapat segera diidentifikasi perwakilan hukum atau keluarga yang bersedia memberikan komentar. Kantor Urusan Taiwan China juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kasus ini tidak biasa karena Ding benar-benar datang ke Taiwan, mengingat sebelumnya China umumnya menggunakan "kolaborator lokal" untuk melakukan kegiatan mata-mata mereka, kata biro tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa dua perwira yang masih bertugas telah didakwa sebagai bagian dari penyelidikan yang sama.
Baca Juga: Taiwan Perketat Ekspor Teknologi Dual-Use, Demi Keamanan Global
"Mengingat situasi keamanan saat ini, komunis China tidak pernah berhenti dalam upaya mereka untuk menyusup dan melemahkan Taiwan dan secara aktif mengembangkan organisasi di pulau itu," kata kementerian tersebut.
"Kementerian mengutuk keras tindakan pengkhianatan sejumlah kecil perwira dan tentara yang melanggar kewajiban kesetiaan mereka."
China telah meningkatkan tekanan militernya terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengadakan latihan perang.
Beijing tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Pemerintah di Taipei dengan tegas menolak klaim kedaulatan China dan berjanji untuk mempertahankan demokrasi dan kebebasannya.













