Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Blogger militer China lainnya menyatakan bahwa keberhasilan jet tempur J-10 melawan pesawat India seharusnya menjadi peringatan bagi militer Taiwan.
“Ini adalah situasi yang kurang menguntungkan yang akan dihadapi tentara Taiwan jika berhadapan langsung dengan Tentara Pembebasan Rakyat,” tulis salah satu blogger, seraya menyindir komentar publik Taiwan yang menghubungkan jatuhnya jet India dengan tembakan kawan atau kesalahan teknis.
Sebagian netizen China juga menyoroti kekhawatiran para pakar di Taiwan terkait kemampuan Mirage 2000-5 yang sudah menua, terutama jika harus menghadapi J-10C milik Tiongkok dalam skenario konflik di Selat Taiwan.
Baca Juga: Tarif Dilonggarkan, China Mulai Redam Panasnya Perang Dagang dengan AS
Sejumlah blogger menyebut bahwa kerugian yang diderita India akan membuka mata rakyat Taiwan mengenai potensi alutsista Tiongkok.
“Kelompok pendukung kemerdekaan Taiwan kerap meremehkan kemampuan senjata PLA karena belum diuji dalam konflik nyata. Mereka percaya bahwa Mirage 2000 milik Angkatan Udara Taiwan mampu melawan PLA dalam pertempuran,” tulis seorang blogger.
“Akan tetapi, kejadian ini menyadarkan bahwa senjata Barat, termasuk milik AS, tidak selalu superior. Jika terjadi pertempuran di Selat Taiwan, jet tempur Taiwan mungkin tidak akan mampu mengudara.”
Taiwan di Tengah Keterbatasan Jet Tempurnya
Hingga kini, pemerintah Taiwan belum memberikan komentar resmi atas klaim Pakistan. Namun, apabila terbukti bahwa J-10C dengan rudal PL-15E berhasil menjatuhkan Rafale dan pesawat India lainnya, Taiwan akan dipaksa meninjau kembali kesiapan armadanya dalam menghadapi pesawat tempur Tiongkok, khususnya jet tempur siluman J-20.
Beberapa analis memperkirakan bahwa China bisa saja menginvasi Taiwan paling cepat pada tahun 2027.
Di media sosial, warganet China mempertanyakan bagaimana Taiwan bisa menghadapi J-10C yang dipersenjatai rudal jarak jauh seperti PL-15, jika Rafale saja bisa dijatuhkan.
Rudal ini mampu menyerang dari jarak hingga 200 km. Lebih lanjut, mereka mempertanyakan bagaimana Taiwan bisa melawan J-20, pesawat tempur generasi kelima milik PLA.
Baca Juga: Tarif China Berlaku, Ekspor Batu Bara AS ke India Melonjak
Taiwan sendiri telah lama mempertanyakan efektivitas Mirage 2000-5, terutama terkait usia pesawat, tingginya biaya operasional, dan keterbatasan dalam menghadapi pesawat tempur generasi terbaru milik China.
Sebagai catatan, Taiwan mengakuisisi 60 unit Mirage 2000-5 pada 1992 untuk mengimbangi Su-27 milik China. Namun kini, dengan PLAAF yang memiliki J-16, J-10C, dan J-20, efektivitas Mirage kian dipertanyakan.