Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Pada 2023, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengakui bahwa meski Mirage masih berfungsi dengan baik, usia pesawat menjadi kendala. Ditambah lagi, produksi Mirage telah dihentikan, sehingga peningkatan kemampuannya menjadi sangat mahal.
Pejabat Taiwan juga mengungkapkan bahwa Mirage 2000-5 tidak memiliki kemampuan serangan darat dan belum terintegrasi dengan sistem C4ISR Taiwan, yang menghambat perannya dalam operasi modern lintas domain.
Mantan Wakil Panglima AU Taiwan, Zhang Yanting, bahkan mengkhawatirkan masa depan Mirage 2000-5 karena usianya yang telah mencapai 25 tahun, biaya perawatan yang sangat tinggi (sekitar US$28.500 per jam terbang), dan ketidakmampuannya bersaing dengan jet tempur modern seperti J-20.
Baca Juga: Taiwan Laporkan Patroli Tempur Pertama China di Awal Tahun Baru 2025
Untuk menjaga kesiapan tempur dalam jangka pendek, Taiwan menginvestasikan sekitar US$340 juta pada 2024 untuk pengadaan suku cadang mesin dan rudal bagi Mirage.
Meski demikian, peran Mirage tetap penting dalam misi intersepsi cepat, terutama berkat kecepatan pendakiannya. Pesawat ini sering kali dikerahkan dalam menghadapi pelanggaran wilayah udara Taiwan oleh Tiongkok.
Namun, rumor tentang penonaktifannya terus berkembang. Beberapa pihak bahkan menyarankan agar Mirage digantikan dengan F-16V atau jet tempur buatan dalam negeri.
Sebagai langkah antisipatif, Taiwan kini sedang mengakuisisi 66 unit F-16V, varian terbaru dari jet tempur buatan Amerika Serikat. Meski F-16V diperkirakan mampu bersaing dengan J-10C, kemampuannya untuk menghadapi J-20 masih diragukan.
Baca Juga: Taiwan Deteksi Balon Pengintai Milik China di Atas Laut, Pertama Kali Sejak April
Selain itu, integrasi Mirage dengan F-16V juga dinilai terbatas karena perbedaan avionik, sistem tautan data, dan arsitektur komando serta pengintaian, yang menimbulkan tantangan operasional lebih lanjut.
Dengan demikian, laporan terbaru mengenai keberhasilan jet J-10 Pakistan menembak jatuh pesawat India menjadi peringatan serius, tidak hanya bagi Taiwan, tetapi juga bagi negara-negara Barat yang mengandalkan teknologi tempur mereka dalam menghadapi ancaman militer China.