Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Juru bicara Taliban telah berusaha untuk meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka tidak keluar untuk membalas dendam dan bahwa mereka akan mengizinkan perempuan untuk bekerja, selama pekerjaan mereka konsisten dengan hukum Islam.
Namun laporan penggeledahan dari rumah ke rumah, perempuan di Afganistan dipaksa keluar dari pekerjaan dan pembalasan terhadap mantan pejabat keamanan dan etnis minoritas telah membuat warga Afganistan waspada dan cemas. Taliban telah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada wartawan di Kabul pada hari Selasa bahwa sudah waktunya bagi orang untuk bekerja untuk negara mereka. Dia menambahkan bahwa Taliban sedang mengerjakan prosedur bagi pekerja pemerintah perempuan untuk kembali ke pekerjaan mereka. Akan tetapi, untuk saat ini mereka harus tinggal di rumah karena alasan keamanan.
Baca Juga: Taliban berharap bisa tetap berhubungan baik dengan Jepang
Tetap tinggal
Saat ini, Afganistan tengah mengalami krisis keuangan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan krisis ekonomi antara lain kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah yang didukung AS dan Taliban, penurunan pengeluaran domestik karena hengkangnya pasukan asing, mata uang yang jatuh dan kurangnya pasokan dolar.
Seorang pejabat bank sentral Afghanistan, yang tak ingin namanya disebut, mengatakan kepada Reuters bahwa Taliban sejauh ini hanya memanggil beberapa pejabat, terutama di kementerian keuangan dan dalam negeri.
Para pemimpin Taliban telah memulai pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan yang mencakup diskusi dengan beberapa mantan musuh dari pemerintahan sebelumnya, termasuk mantan presiden Hamid Karzai.
Baca Juga: Pengambilalihan Taliban di Afghanistan picu kekhawatiran kebangkitan Al Qaeda