kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Taliban kepada mantan pejabat: Jangan panik dan kembali bekerja


Rabu, 25 Agustus 2021 / 06:40 WIB
Taliban kepada mantan pejabat: Jangan panik dan kembali bekerja
ILUSTRASI. Anggota Taliban berdiri di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KABUL. Ashraf Haidari, seorang ekonom di kementerian keuangan Aghan, sedang menunggu dengan cemas di rumah ketika ada telepon dari Taliban. Seorang komandan Taliban memerintahkannya kembali bekerja sehingga dia bisa membantu menjalankan negara begitu "orang asing yang gila" pergi.

Melansir Reuters, seperti ribuan orang lain yang bekerja untuk pemerintahan yang didukung Barat, yang tersapu oleh penaklukan kilat militan Islam di Afghanistan, Haidari khawatir dia mungkin menjadi korban pembalasan Taliban.

Namun yang terjadi, seorang komandan Taliban mendesak Haidari untuk kembali ke kementeriannya di mana dia bekerja mengalokasikan dana ke 34 provinsi negara itu.

“Dia mengatakan jangan panik atau mencoba bersembunyi, para pejabat membutuhkan keahlian Anda untuk menjalankan negara kami setelah orang asing gila pergi,” jelas Haidari, 47 tahun, kepada Reuters.

Baca Juga: PM Inggris: G7 setuju Taliban harus mengizinkan keberangkatan setelah 31 Agustus

Untuk menyesuaikan dengan norma-norma pemerintahan Taliban sebelumnya, ketika mereka secara brutal menerapkan interpretasi ketat terhadap hukum Islam, Haidari pun menumbuhkan janggut. Setelah panggilan telepon pada hari Minggu, dia menukar jasnya dengan jubah tradisional Afghanistan untuk bertemu dengan bos barunya.

Reuters berbicara dengan tiga pejabat tingkat menengah lainnya di kementerian keuangan dan bank sentral Afghanistan yang mengatakan bahwa mereka telah diberitahu oleh Taliban untuk kembali bekerja, karena negara itu menghadapi pergolakan ekonomi dan kekurangan uang tunai.

Sohrab Sikandar, yang bekerja di departemen pendapatan kementerian keuangan, mengatakan dia belum melihat rekan perempuannya sejak dia kembali ke kantor.

Baca Juga: Kekhawatiran akan kembangkitan Al-Qaeda pasca Taliban kuasai Afganistan mengemuka

Selama pemerintahan Taliban 1996-2001, perempuan tidak bisa bekerja, harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar rumah.

Juru bicara Taliban telah berusaha untuk meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka tidak keluar untuk membalas dendam dan bahwa mereka akan mengizinkan perempuan untuk bekerja, selama pekerjaan mereka konsisten dengan hukum Islam.

Namun laporan penggeledahan dari rumah ke rumah, perempuan di Afganistan dipaksa keluar dari pekerjaan dan pembalasan terhadap mantan pejabat keamanan dan etnis minoritas telah membuat warga Afganistan waspada dan cemas. Taliban telah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada wartawan di Kabul pada hari Selasa bahwa sudah waktunya bagi orang untuk bekerja untuk negara mereka. Dia menambahkan bahwa Taliban sedang mengerjakan prosedur bagi pekerja pemerintah perempuan untuk kembali ke pekerjaan mereka. Akan tetapi, untuk saat ini mereka harus tinggal di rumah karena alasan keamanan.

Baca Juga: Taliban berharap bisa tetap berhubungan baik dengan Jepang

Tetap tinggal

Saat ini, Afganistan tengah mengalami krisis keuangan. Adapun faktor-faktor  yang menyebabkan krisis ekonomi antara lain kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah yang didukung AS dan Taliban, penurunan pengeluaran domestik karena hengkangnya pasukan asing, mata uang yang jatuh dan kurangnya pasokan dolar.

Seorang pejabat bank sentral Afghanistan, yang tak ingin namanya disebut, mengatakan kepada Reuters bahwa Taliban sejauh ini hanya memanggil beberapa pejabat, terutama di kementerian keuangan dan dalam negeri.

Para pemimpin Taliban telah memulai pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan yang mencakup diskusi dengan beberapa mantan musuh dari pemerintahan sebelumnya, termasuk mantan presiden Hamid Karzai.

Baca Juga: Pengambilalihan Taliban di Afghanistan picu kekhawatiran kebangkitan Al Qaeda

Kantor berita Pajhwok melaporkan bahwa pejabat Taliban telah ditunjuk untuk berbagai jabatan termasuk gubernur Kabul, penjabat menteri dalam negeri dan keuangan, dan kepala intelijen.

Haidari, ekonom di kementerian keuangan, mengatakan dia tidak memberi tahu keluarganya ketika dia meninggalkan rumahnya pada hari Senin untuk hari pertamanya bekerja di bawah pemerintahan Taliban untuk menghindari kepanikan.

Di kantor dia disambut oleh tiga pejabat Taliban yang mengatakan kepadanya bahwa dia akan segera bergabung dengan rekan-rekan lainnya dan bahwa mereka perlu fokus untuk mengirim uang ke provinsi-provinsi.

Baca Juga: Wajib tahu! Segera unduh aplikasi PeduliLindungi, ini fungsinya

Seorang pejabat, yang mengatakan dia bertanggung jawab atas keamanan kementerian, mengatakan kepada Haidari bahwa istirahat shalat adalah wajib.

“Mereka tidak membawa senjata di dalam gedung dan salah satu dari mereka mengatakan kami bisa belajar dari keahlian Anda,” kata Haidari.

Tidak seperti beberapa warga yang berusaha mati-matian untuk meninggalkan negara ini, Haidari berencana untuk tetap tinggal.

Selanjutnya: Taliban: AS perpanjang kehadiran di Afghanistan, bakal ada konsekuensi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×