Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Seorang wanita Afghanistan lainnya mengatakan kepada BBC bahwa, meskipun tindakan itu akan membantu beberapa wanita "merasa nyaman", pendampingan keluarga bukanlah jaminan terhadap kekerasan dan pelecehan.
Dia merujuk pada sebuah insiden di Paghman pada 2015 ketika empat wanita diculik dari keluarga mereka di bawah todongan senjata dan kemudian diperkosa beramai-ramai.
"Taliban harus menciptakan lingkungan di seluruh negeri sedemikian rupa sehingga perempuan merasa aman," tambahnya.
Sejak mengambil alih kekuasaan setelah kepergian pasukan AS dan sekutu, Taliban telah mengatakan kepada sebagian besar pekerja perempuan untuk tinggal di rumah sementara sekolah menengah hanya dibuka untuk anak laki-laki dan guru laki-laki.
Baca Juga: Staf PBB di Afghanistan kerap dilecehkan dan diintimidasi oleh Taliban
Taliban mengatakan pembatasan itu "sementara" dan hanya berlaku untuk memastikan semua tempat kerja dan lingkungan belajar "aman" bagi perempuan dan anak perempuan. Selama pemerintahan mereka sebelumnya pada 1990-an, perempuan dilarang mendapatkan pendidikan dan tempat kerja.
Bulan lalu, kelompok tersebut melarang perempuan tampil dalam drama televisi dan memerintahkan jurnalis dan presenter perempuan untuk mengenakan jilbab di layar.
Negara-negara donor telah mengatakan kepada Taliban bahwa mereka harus menghormati hak-hak perempuan sebelum bantuan keuangan dikembalikan.
Negara itu menghadapi krisis kemanusiaan dan ekonomi yang mendalam yang diperburuk oleh pencabutan dukungan internasional setelah kelompok itu merebut kekuasaan.