kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tanpa lockdown, begini cara Hong Kong kendalikan virus corona


Senin, 20 April 2020 / 01:10 WIB
Tanpa lockdown, begini cara Hong Kong kendalikan virus corona


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

Tapi, seiring bertambahnya jumlah kasus, tes dan penelusuran ditinggalkan dan mereka memilih menerapkan lockdown total untuk membatasi pergerakan dan meminta warga tetap berada di rumah.

Kesadaran masyarakat Hong Kong

Hong Kong belum menerapkan kebijakan lockdown. Melansir Lancet Public Health, meskipun masyarakat Hong Kong tidak diwajibkan untuk tinggal di rumah, mereka memilih untuk mengubah perilaku.

Dalam sebuah survei pada Maret 2020, 85% responden mengaku menghindari tempat-tempat ramai, dan 99% responden menyatakan, mengenakan masker saat meninggalkan rumah. Perilaku ini dianggap sebagai indikasi kekhawatiran mereka.

Selama wabah SARS pada 2003 yang melanda Hong Kong dan menyebabkan 299 kematian, 79% warga negara itu mengenakan masker. Namun, saat pandemi flu babi pada 2009, hanya 10% warga yang mengenakan masker.

Para ilmuwan memperkirakan, jumlah rata-rata orang yang terinfeksi dari pembawa virus tetap berada pada angka 1 selama 8 minggu dari awal Februari, ketika langkah-langkah pencegahan diberlakukan. Ini dianggap berkontribusi pada pelambatan epidemi.

Baca Juga: Baru punya 20.000 kasus corona tapi 122 juta orang Afrika bisa terinfeksi

Prof Benjamin Cowling dari University of Hong Kong, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, Hong Kong menunjukkan bagaimana penyakit ini bisa dikendalikan, agar berdaya rusak rendah tanpa menyebabkan dampak signifikan secara ekonomi dan sosial seperti yang dialami oleh negara-negara Eropa dan AS.

"Dengan segera menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat, Hong Kong telah menunjukkan bahwa penularan Covid-19 dapat secara efektif ditahan tanpa menggunakan lockdown total yang sangat mengganggu, seperti yang terjadi di China, AS, dan negara-negara Eropa Barat," kata Prof. Benjamin.

“Pemerintah lain dapat belajar dari keberhasilan Hong Kong. Jika langkah-langkah dan respons populasi ini dapat dipertahankan, sambil menghindari stress yang bisa terjadi di kalangan masyarakat umum. Mereka secara substansial dapat mengurangi dampak lokal epidemi Covid-19," lanjut dia.

Kasus influenza juga ikut turun

Tim ilmuwan juga menemukan penurunan angka kasus influenza. Masih dikaji, apakah penurunan ini terjadi karena ada pembatasan fisik dan perubahan perilaku masyarakat di Hong Kong sebagai pencegahan Covid-19.

Kedua penyakit ini ditularkan dengan cara yang sama. Tercatat, penularan flu berkurang 44% selama Februari 2020 setelah penutupan sekolah.

Baca Juga: Duh, sejumlah negara bakal berjuang melawan corona sekaligus cuaca ekstrem




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×