kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.790   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.610   -36,12   -0,42%
  • KOMPAS100 1.192   -5,42   -0,45%
  • LQ45 855   -4,50   -0,52%
  • ISSI 308   -0,85   -0,28%
  • IDX30 438   -2,36   -0,54%
  • IDXHIDIV20 510   -3,30   -0,64%
  • IDX80 134   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 138   -0,55   -0,40%
  • IDXQ30 140   -0,95   -0,67%

Tarif Trump Guncang Dunia, Ketidakpastian Perdagangan Global Berlanjut ke 2026


Selasa, 23 Desember 2025 / 06:15 WIB
Tarif Trump Guncang Dunia, Ketidakpastian Perdagangan Global Berlanjut ke 2026
ILUSTRASI. Kembalinya Presiden Donald Trump ke Gedung Putih pada 2025 mengguncang perdagangan global. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kembalinya Presiden Donald Trump ke Gedung Putih pada 2025 mengguncang perdagangan global. Gelombang tarif terhadap mitra dagang Amerika Serikat mendorong pajak impor ke level tertinggi sejak era Depresi Besar. Kebijakan tersebut menggoyang pasar keuangan, dan memicu serangkaian negosiasi ulang terkait perdagangan dan investasi.

Kebijakan perdagangan Trump, beserta respons global terhadapnya, diperkirakan masih akan menjadi sorotan utama pada 2026. Namun, arah ke depan menghadapi sejumlah tantangan besar.

Apa yang Terjadi pada 2025

Reuters melaporkan, langkah Trump yang secara umum ditujukan untuk menghidupkan kembali basis manufaktur AS telah menaikkan tarif rata-rata hingga mendekati 17%, dari kurang dari 3% pada akhir 2024, menurut Yale Budget Lab. Tarif tersebut kini menghasilkan sekitar US$ 30 miliar per bulan bagi kas negara AS.

Kebijakan ini membuat para pemimpin dunia berbondong-bondong ke Washington untuk menegosiasikan tarif yang lebih rendah, sering kali dengan imbalan komitmen investasi bernilai miliaran dolar di AS. 

Sejumlah kesepakatan kerangka kerja berhasil dicapai dengan mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Inggris, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, dan negara lainnya. Namun, kesepakatan final dengan China masih belum tercapai, meski telah melalui beberapa putaran perundingan dan pertemuan langsung antara Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Baca Juga: Ancaman Terjebak di Luar AS: Google, Apple, dan Microsoft Keluarkan Alarm Visa

Kesepakatan Uni Eropa dengan tarif 15% menuai kritik tajam. Perdana Menteri Prancis saat itu, Francois Bayrou, menyebutnya sebagai tindakan tunduk dan “hari yang kelam” bagi blok tersebut. Namun, sebagian pihak menilai itu sebagai opsi “paling tidak buruk” yang tersedia.

Seiring waktu, eksportir dan perekonomian Eropa relatif mampu beradaptasi dengan tarif baru, berkat berbagai pengecualian dan kemampuan mencari pasar alternatif. Bank Prancis Societe Generale memperkirakan dampak langsung tarif hanya setara 0,37% dari PDB kawasan.

Di sisi lain, surplus perdagangan China justru menembus US$ 1 triliun, meski dihadapkan pada tarif AS. China berhasil mendiversifikasi pasar ekspor di luar AS, meningkatkan posisi manufakturnya ke produk bernilai tambah tinggi, serta memanfaatkan dominasinya pada mineral tanah jarang, komponen krusial bagi industri dan keamanan Barat, sebagai alat tawar terhadap tekanan AS dan Eropa.

Yang tidak terjadi adalah bencana ekonomi dan lonjakan inflasi besar-besaran seperti yang diprediksi banyak ekonom. Ekonomi AS memang sempat terkontraksi ringan pada kuartal pertama akibat lonjakan impor sebelum tarif berlaku, namun segera pulih dan tumbuh di atas tren, didorong oleh ledakan investasi kecerdasan buatan (AI) dan belanja konsumen yang kuat.

Baca Juga: Perang Masuk Ibu Kota: Jenderal Rusia Tewas Dibom, Moskow Tuding Ukraina

Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan dua kali menaikkan proyeksi pertumbuhan global setelah pengumuman tarif “Liberation Day” Trump pada April, seiring meredanya ketidakpastian dan tercapainya sejumlah kesepakatan. Inflasi AS memang masih agak tinggi, sebagian akibat tarif, namun dampaknya dinilai lebih ringan dan sementara, karena beban biaya dibagi di sepanjang rantai pasok—mulai dari produsen hingga konsumen.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×