Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Apa yang Perlu Dicermati pada 2026
Salah satu ketidakpastian terbesar pada 2026 adalah apakah tarif Trump akan tetap berlaku. Gugatan terhadap dasar hukum tarif “resiprokal” dan tarif terkait China, Kanada, serta Meksiko, yang dikaitkan dengan arus fentanyl ke AS, telah diajukan ke Mahkamah Agung AS pada akhir 2025. Putusannya diperkirakan keluar awal 2026.
Pemerintahan Trump bersikeras dapat menggunakan dasar hukum lain untuk mempertahankan tarif jika kalah di pengadilan. Namun, jalur hukum alternatif tersebut lebih rumit dan terbatas, sehingga kekalahan bisa memicu renegosiasi kesepakatan atau membuka babak baru ketidakpastian tarif.
Bagi Eropa, hubungan dagang dengan China juga menjadi perhatian utama. Pelemahan yuan dan peningkatan daya saing perusahaan China membuat eksportir Negeri Tirai Bambu semakin kuat, sementara perusahaan Eropa kesulitan menembus pasar domestik China yang melambat. Pertanyaan besar pada 2026 adalah apakah Eropa akan mulai menggunakan tarif atau instrumen lain untuk mengatasi apa yang kini disebut sebagai “ketidakseimbangan” perdagangan China–UE.
Upaya mencapai kesepakatan AS–China juga masih membayangi. Gencatan senjata dagang yang rapuh akan berakhir pada paruh kedua 2026, dan Trump serta Xi dijadwalkan bertemu dua kali sepanjang tahun tersebut.
Selain itu, perjanjian perdagangan bebas AS dengan Kanada dan Meksiko akan ditinjau pada 2026, di tengah ketidakpastian apakah Trump akan membiarkan perjanjian itu berakhir atau mengubahnya sesuai agendanya.
Tonton: Kesepakatan Dagang RI-AS Sempat Diisukan Gagal, Indonesia Kirim Utusan ke Amerika
Pandangan Analis
Kepala investasi AXA Investment Managers, Chris Iggo, menilai pemerintahan Trump mulai melunakkan sikap tarif paling kerasnya untuk meredam tekanan inflasi. Hal ini dianggap mengurangi kekhawatiran pasar dan berpotensi membantu prospek inflasi jika tarif diturunkan atau setidaknya tidak dinaikkan. Menjelang pemilu paruh waktu, ia menilai perang dagang terbuka dengan China tidak menguntungkan secara politik maupun ekonomi bagi AS, sehingga kesepakatan akan menjadi opsi yang lebih rasional.
Kesimpulan
Kebijakan tarif Trump pada 2025 terbukti mengguncang tatanan perdagangan global tanpa menimbulkan krisis ekonomi besar seperti yang dikhawatirkan. Namun, ketidakpastian struktural masih membayangi 2026, terutama terkait kepastian hukum tarif, masa depan hubungan dagang AS–China, serta posisi Eropa di tengah tekanan China. Arah kebijakan perdagangan AS ke depan akan sangat menentukan stabilitas ekonomi global, pasar keuangan, dan strategi investasi lintas negara.













