Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga dunia melonjak mendekati US$ 11.000 per ton pada perdagangan Kamis (9/10/2025), mencapai level tertinggi dalam 16 bulan terakhir.
Kenaikan ini terjadi seiring kembalinya aktivitas investor di China setelah libur panjang serta kekhawatiran berlanjut terhadap gangguan pasokan dari tambang besar dunia.
Mengutip Reuters, kontrak tiga bulan tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 1,9% menjadi US$ 10.875 per ton pada sesi perdagangan resmi.
Baca Juga: Australia Alokasikan Rp 6,7 Triliun untuk Dukung Smelter Tembaga Glencore
Harga sempat menyentuh puncak harian di US$ 10.910,50 atau level tertinggi sejak Mei 2024, ketika tembaga mencatat rekor US$ 11.104,50 per ton.
Meski harga LME terus menguat, premi tembaga Yangshan indikator minat beli fisik China justru turun menjadi US$ 49 per ton dari US$ 58 sebulan lalu.
Dalam catatan Marex, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga tembaga lebih didorong oleh aliran dana spekulatif daripada permintaan riil.
Selain itu, risalah rapat The Fed yang bernada dovish turut menopang harga logam dasar tersebut.
Stok tembaga di gudang LME tercatat hanya 139.475 ton, level terendah sejak akhir Juli.
Baca Juga: Tembaga Naik ke US$10.666 Selasa (7/10) Pagi, Gangguan di Grasberg dan Tambang Global
Sementara selisih harga antara kontrak tunai dan kontrak tiga bulan menyempit menjadi US$ 5,80 per ton dari US$ 29,50 sehari sebelumnya, menandakan pasokan jangka pendek yang semakin ketat.
International Copper Study Group (ICSG) memangkas proyeksi surplus pasar tembaga tahun 2025 menjadi 178.000 ton dari estimasi sebelumnya 289.000 ton, dipicu gangguan produksi di beberapa tambang besar, termasuk Grasberg di Indonesia yang telah berhenti beroperasi selama sebulan.
“Jika ada sinyal bahwa tambang Grasberg akan kembali beroperasi lebih cepat dari perkiraan, harga tembaga bisa mengalami tekanan,” ujar analis Panmure Liberum, Tom Price.
Kenaikan harga tembaga turut mengangkat logam dasar lainnya. Aluminium naik 1% menjadi US$ 2.780, sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2024 di US$ 2.793.
Baca Juga: Harga Tembaga Tembus Level Tertinggi 16 Bulan karena Kekhawatiran Pasokan
Marex mencatat, posisi spekulatif pada aluminium kini mencapai level tertinggi sejak Juni 2024.
Adapun harga zinc naik 1,2% ke US$ 3.042 per ton, nikel menguat 0,7% ke US$ 15.460, timbal naik 0,8% ke US$ 2.018,50, dan timah melonjak 1,3% menjadi US$ 36.880 per ton.