Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Kerugian militer yang terus meningkat dan ketidakpuasan yang semakin meluas di kalangan elit di ibu kota Naypyidaw telah menempatkan masa depan pemimpin junta Min Aung Hlaing dalam keraguan serius, meskipun ia masih memiliki dukungan dari banyak perwira senior, menurut Crisis Group.
"Dia mungkin bisa mempertahankan jabatannya, namun dengan tingkat ketidakpuasan yang semakin tinggi, rencana untuk memberhentikannya masih bisa terjadi," ungkapnya.
Dengan hilangnya kendali junta atas hampir seluruh perbatasan negara dan kemungkinan perluasan pemerintahan non-negara, negara-negara tetangga, blok regional, dan komunitas internasional harus meningkatkan keterlibatan mereka dengan kelompok perlawanan, seperti yang diungkapkan dalam kedua laporan tersebut.
Baca Juga: Junta Myanmar Berencana Menerapkan Wajib Militer pada April 2024
Jumlah pengungsi internal di Myanmar telah mencapai rekor tertinggi, dengan lebih dari tiga juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena eskalasi konflik, menurut badan PBB.
"Komunitas internasional harus memahami realitas ini dan bekerja langsung dengan otoritas perlawanan dan masyarakat sipil untuk memberikan bantuan dan dukungan mendesak kepada rakyat Myanmar," ujar Yanghee Lee, salah satu pendiri SAC-M.