Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam tegurannya, China mengatakan pernyataan itu menunjukkan sikap buruk Amerika Serikat terhadap "hubungan China-Myanmar yang berkembang" dan merupakan "lelucon lain dalam masalah global oleh pihak berwenang AS untuk mengalihkan perhatian pada masalah-masalah domestik dan mencari keegoisan keuntungan politik ".
"AS pertama-tama harus melihat ke cermin untuk melihat apakah masih terlihat seperti negara besar sekarang," katanya.
Baca Juga: Negara lain naik pitam soal aksi China di Laut China Selatan, kok Malaysia diam saja?
Kedutaan China di Yangon tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar lebih lanjut. Kedutaan AS tidak segera dapat dihubungi untuk diminta komentar.
Myanmar semakin menjadi medan pertempuran bagi pengaruh kedua negara sejak hubungan antara pemerintah yang dipimpin oleh pemenang Nobel Aung San Suu Kyi dan Barat menjadi tegang karena perlakuannya terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya.
Baca Juga: Imbangi kekuatan AS di Pasifik, China bangun dua kapal induk canggih baru
Penulis dan sejarawan Thant Myint-U mengatakan kepada Reuters dalam sebuah email, meskipun negara itu memiliki nilai ekonomi yang dapat diabaikan oleh para pesaing, kepentingan strategisnya sebagai jembatan antara daratan China dan Teluk Benggala sulit untuk diabaikan.