Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah lima dekade penelitian, ilmuwan dari Inggris dan Israel berhasil mengidentifikasi kelompok darah baru yang diberi nama sistem darah MAL.
Penemuan ini merupakan langkah besar dalam dunia medis, memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai variasi genetik pada sel darah manusia dan implikasinya terhadap perawatan pasien.
Latar Belakang: Misteri Selama Setengah Abad
Mengutip sciencealert, pada tahun 1972, seorang wanita hamil menjalani tes darah rutin yang mengungkapkan bahwa darahnya tidak memiliki molekul permukaan yang ditemukan pada semua sel darah merah yang dikenal saat itu.
Baca Juga: Tahun 2025 Menandai Generasi Beta, Ini Klasifikasi Generasi dalam Satu Abad Terakhir
Keanehan ini menjadi teka-teki medis selama 50 tahun hingga akhirnya terpecahkan oleh penelitian mutakhir.
Para ilmuwan menemukan bahwa ketidakhadiran molekul ini berkaitan dengan mutasi genetik pada protein myelin and lymphocyte (MAL). Protein ini berfungsi menjaga stabilitas membran sel dan membantu transportasi di dalam sel.
Penemuan ini menegaskan pentingnya protein MAL dalam sistem darah manusia.
Sistem Kelompok Darah MAL: Penjelasan Mendalam
Kelompok darah manusia tidak hanya terbatas pada sistem ABO dan rhesus (faktor positif atau negatif), tetapi juga mencakup lebih dari 40 sistem lainnya yang ditentukan oleh kombinasi protein dan gula pada permukaan sel darah.
Sistem ini digunakan tubuh untuk membedakan antara sel-sel yang berasal dari tubuh sendiri dan sel asing yang berpotensi membahayakan.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Manfaat Menakjubkan Ampas Kopi, Mampu Tingkatkan Kekuatan Beton
Sistem darah MAL dideskripsikan berdasarkan keberadaan antigen AnWj. Pada lebih dari 99,9 persen populasi, antigen ini hadir. Namun, pada individu dengan mutasi pada kedua salinan gen MAL, antigen ini hilang, seperti yang terjadi pada pasien tahun 1972 tersebut. Hal ini menyebabkan jenis darah AnWj-negatif, yang sangat langka.
Penelitian dan Tantangan
Proses penelitian untuk mengidentifikasi sistem darah MAL memakan waktu puluhan tahun karena kasus genetik ini sangat jarang ditemukan. Para ilmuwan mengembangkan pendekatan multidisiplin, termasuk memasukkan gen MAL normal ke dalam sel darah AnWj-negatif, yang kemudian berhasil memunculkan kembali antigen AnWj pada sel tersebut.
Tim juga menemukan bahwa antigen AnWj tidak hadir pada bayi yang baru lahir, tetapi muncul segera setelah kelahiran. Selain itu, mutasi genetik yang menyebabkan AnWj-negatif tidak berkaitan dengan kelainan atau penyakit lain, menjadikannya fokus yang unik dalam penelitian hematologi.
Baca Juga: Anjing dan Kucing Juga bisa Terkena Diabetes, Kenali Tanda-tandanya
Dampak Medis dan Masa Depan Penelitian
Penemuan sistem darah MAL membuka peluang untuk meningkatkan keamanan transfusi darah. Reaksi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen dalam transfusi dapat berakibat fatal, sehingga identifikasi genetik ini memungkinkan diagnosis yang lebih akurat.
Kini, pasien dapat diuji untuk menentukan apakah status AnWj-negatif mereka disebabkan oleh mutasi genetik atau penekanan antigen akibat masalah medis lain. Dengan pemahaman yang lebih baik, tenaga medis dapat memberikan perawatan yang lebih optimal untuk pasien dengan kondisi langka ini.