kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Tesla dan BMW Gugat Uni Eropa Terkait Tarif Kendaraan Listrik China


Rabu, 29 Januari 2025 / 07:52 WIB
Tesla dan BMW Gugat Uni Eropa Terkait Tarif Kendaraan Listrik China
ILUSTRASI. Tesla dan BMW menggugat tarif impor Uni Eropa atas kendaraan listrik buatan China di pengadilan tinggi blok tersebut. REUTERS/Yves Herman


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Tesla dan BMW menggugat tarif impor Uni Eropa atas kendaraan listrik buatan China di pengadilan tinggi blok tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh Komisi Eropa pada hari Senin (27/1/2025).

Mengutip AFP, para produsen mobil yang sama-sama memproduksi kendaraan listrik di China, mengikuti gugatan yang diajukan ke Pengadilan Keadilan Uni Eropa (CJEU) oleh produsen mobil China BYD, Geely, dan SAIC terhadap tarif tambahan hingga 35%.

"Kami memperhatikan kasus-kasus ini dan kami berharap dapat membela diri di pengadilan," kata juru bicara komisi Olof Gill kepada AFP.

Brussels memberlakukan tarif tambahan atas mobil listrik buatan China pada akhir Oktober setelah penyelidikan anti-subsidi menyimpulkan bahwa dukungan negara Beijing secara tidak adil merugikan produsen mobil Eropa.

Langkah tersebut dilakukan saat industri mobil Eropa telah terjerumus ke dalam krisis akibat tingginya biaya produksi, peralihan yang tersendat ke kendaraan listrik (EV), dan meningkatnya persaingan di pasar utama China.

Namun BMW mengatakan bea masuk tersebut tidak memperkuat daya saing produsen Eropa dan karena itu telah mengajukan gugatan yang meminta pembatalan peraturan ini untuk melindungi kepentingannya.

Baca Juga: Daftar 5 Negara Paling Kaya Dunia di 2025, Amerika Serikat Tak Masuk Daftar

"Bea masuk penyeimbang merugikan model bisnis perusahaan yang aktif secara global, membatasi pasokan mobil listrik ke pelanggan Eropa dan karenanya bahkan dapat memperlambat dekarbonisasi di sektor transportasi," kata produsen mobil Jerman itu dalam sebuah pernyataan.

Tarif Uni Eropa mengikuti pendekatan AS yang lebih radikal di mana mantan presiden AS Joe Biden melipatgandakan tarif impor pada kendaraan listrik dari China menjadi 100%, sebagai bagian dari paket kenaikan tarif setelah menuduh Beijing "curang" alih-alih bersaing.

Beijing secara konsisten membantah kebijakan industrinya tidak adil dan telah mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia tentang tarif Uni Eropa.

Kemudian, Beijing memberlakukan "tindakan antidumping" pada brendi yang diimpor dari blok tersebut, yang tampaknya merupakan tindakan balasan.

Berdasarkan skema tarif Uni Eropa, kendaraan Tesla yang diproduksi di Shanghai menghadapi biaya tambahan sebesar 7,8% di atas 10% yang sudah berlaku untuk impor kendaraan listrik dari Tiongkok.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri AS Mulai Soroti Perdagangan dengan Vietnam yang Tak Seimbang

BYD juga menghadapi biaya tambahan sebesar 17%, Geely 18,8%, dan SAIC 35,3%.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×