Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Dinamika Pengurangan Neraca
The Fed telah menjalankan QT sejak 2022 sebagai upaya mengurangi likuiditas berlebih yang disuntikkan ke sistem keuangan selama pandemi COVID-19.
Untuk menstabilkan perekonomian dan memberikan stimulus, The Fed sebelumnya membeli obligasi Treasury dan hipotek dalam jumlah besar, sehingga total asetnya melonjak lebih dari dua kali lipat hingga mencapai puncak US$9 triliun.
Hingga saat ini, QT telah memangkas lebih dari US$2 triliun dari neraca The Fed. Namun, para pejabat The Fed percaya bahwa masih ada cukup banyak likuiditas berlebih dalam sistem keuangan, sehingga proses QT masih bisa berlanjut.
Salah satu tantangan terbaru dalam kebijakan QT adalah batas utang AS, yang membatasi jumlah pinjaman yang dapat dilakukan pemerintah.
Baca Juga: Pasar Bitcoin Menanti Putusan The Fed, Pidato Jerome Powell Jadi Kuncinya
Akibat keterbatasan ini, Departemen Keuangan terpaksa menggunakan dana dari rekeningnya di The Fed untuk membayar tagihan, yang justru menambah likuiditas dalam sistem.
Jika batas utang dinaikkan, Departemen Keuangan kemungkinan akan kembali membangun cadangan kasnya, yang pada gilirannya akan menarik likuiditas keluar dari sistem.
Dalam kondisi seperti ini, para pejabat The Fed akan kesulitan mengukur likuiditas pasar secara akurat.
Hal ini membuat bank sentral sulit menentukan apakah mereka telah mengurangi terlalu banyak likuiditas, yang berisiko mengguncang pasar keuangan, seperti yang terjadi pada September 2019 saat QT terakhir kali dihentikan.
Secara keseluruhan, perlambatan QT memberikan ruang bagi The Fed untuk mengakhiri proses ini dengan lebih terkendali.
Beberapa analis bahkan berpendapat bahwa langkah ini dapat memungkinkan The Fed untuk melanjutkan QT lebih lama, sebuah pandangan yang juga didukung oleh Powell.