Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri India Narendra Modi berupaya memastikan ketahanan pangan di negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu. Salah satu cara yang diambil adalah dengan melakukan perjanjian tahap awal dengan tiga perusahaan raksasa asal Amerika Serikat (AS).
Selain itu, pemerintah juga menggandeng sejumlah pebisnis lokal mulai April dengan berbagi data statistik pertanian yang telah dikumpulkan sejak ia berkuasa pada tahun 2014 silam. Ia percaya bahwa sektor swasta dapat membantu meningkat hasil panen melalui aplikasi dan alat.
mengutip Bloomberg, Jumat (17/9), Amazon.com Inc, Microsoft Corp dan Cisco Systems Inc termasuk di antara raksasa teknologi yang berbaris untuk memanfaatkan data dari petani India. Pemerintah berambisi mengubah industri pertanian yang ketinggalan zaman.
Jio Platforms Ltd, usaha yang dikendalikan oleh miliarder Mukesh Ambani's Reliance Industries Ltd dan raksasa tembakau ITC Ltd juga termasuk di antara perusahaan lokal yang telah mendaftar untuk program tersebut.
Baca Juga: Saingi Rusia dan sekutunya, Ukraina menggelar latihan militer bersama AS dan NATO
Dengan proyek tersebut, Modi berusaha untuk mengantarkan reformasi jangka panjang guna menghasilkan lebih dari US$ 488 miliar pada sektor pertanian yang mempekerjakan hampir setengah dari 1,3 miliar orang di negara itu dan menyumbang sekitar 18% dari ekonomi terbesar ketiga di Asia itu.
Pemerintah mengandalkan keberhasilan proyek ini untuk meningkatkan pendapatan pedesaan, memotong impor, mengurangi beberapa pemborosan pangan terburuk di dunia dengan infrastruktur yang lebih baik, dan akhirnya bersaing dengan eksportir seperti Brasil, AS, dan Uni Eropa.
Untuk perusahaan global, ini merupakan pukulan bagi industri teknologi pertanian India. Firma Ernst & Young memperkirakan pemerintah bisa mengantongi pendapatan US$ 24 miliar pada tahun 2025. Dengan penetrasi saat ini hanya 1%.
Ini juga merupakan kesempatan untuk menyebarkan jaringan, kecerdasan buatan, dan pembelajaran mesin di negara berkembang. Sementara untuk perusahaan e-commerce seperti Amazon dan Reliance dapat mengamankan saluran produk pertanian yang stabil dan memecahkan masalah pasar bahan makanan yang menyumbang lebih dari setengah dari pengeluaran ritel tahunan sebesar US$ 1 triliun.
“Ini adalah industri berdampak tinggi dan pemain swasta merasakan peluang dan ingin menjadi bagian besar darinya. India memiliki jumlah pemborosan makanan yang sangat tinggi karena kurangnya teknologi dan infrastruktur. Jadi ada keuntungan besar dari program ini," kata mitra konsultan EY India Ankur Pahwa.