Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - COLOMBO, Sri Lanka. Topan Ditwah melanda Sri Lanka pada Jumat (28/11), menewaskan 46 orang dan membuat 23 lainnya hilang, menurut pejabat setempat.
Otoritas cuaca memperingatkan bahwa badai ini masih dapat mengalami intensifikasi dalam 12 jam ke depan seiring pergerakannya melintasi wilayah pulau tersebut.
Curah hujan ekstrem lebih dari 300 mm dalam 24 jam terakhir memicu longsor besar-besaran, terutama di wilayah timur dan tengah Sri Lanka, yang menjadi pusat terdampak paling parah.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Banjir di Asia Tenggara Tembus 183 Jiwa, Evakuasi Terus Dikebut
Hampir 44.000 Warga Mengungsi
Pusat Manajemen Bencana (DMC) melaporkan bahwa 43.991 warga telah dievakuasi ke sekolah-sekolah dan tempat penampungan publik, termasuk keluarga yang sebelumnya terjebak di atap rumah akibat banjir.
Sekolah-sekolah ditutup, layanan kereta api dihentikan, dan Bursa Efek Colombo mengumumkan penghentian perdagangan lebih awal karena hujan deras yang terus berlanjut.
Baca Juga: Asia Tenggara Darurat Cuaca Ekstrem: Vietnam, Thailand, & Malaysia Dilanda Banjir
“Kami terus melakukan operasi penyelamatan di area terdampak paling parah, namun beberapa desa sulit dijangkau karena jalan tertutup longsor… kami melakukan yang terbaik untuk mengevakuasi semua orang dengan aman,” kata Brigadir S. Dharmawickrema, Direktur Operasi Darurat DMC kepada Reuters.
Maskapai Alihkan Penerbangan Dari Colombo
Pemerintah Sri Lanka juga mempertimbangkan pengalihan penerbangan dari Bandara Internasional Bandaranaike (BIA) ke bandara di Trivandrum atau Cochin, India bagian selatan, jika kondisi memburuk, ujar Menteri Pelabuhan dan Penerbangan Sipil Anura Karunathilake.
Media lokal melaporkan bahwa enam penerbangan dari Muscat, Dubai, New Delhi, dan Bangkok telah dialihkan dari BIA akibat cuaca ekstrem.













