Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah akun perdagangan kripto baru di platform Hyperliquid, bursa derivatif terdesentralisasi, menjadi sorotan setelah meraup keuntungan fantastis sesaat sebelum pengumuman besar dari Gedung Putih.
Menurut data on-chain, akun tersebut berhasil mencetak laba sekitar US$192 juta (sekitar Rp3,1 triliun) hanya dalam waktu kurang dari dua jam.
Keuntungan besar ini diperoleh dari posisi short Bitcoin yang dilakukan beberapa menit sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 100% terhadap impor dari China, termasuk produk teknologi dan manufaktur.
Waktu Transaksi Picu Kecurigaan
Data blockchain menunjukkan akun tersebut baru dibuat beberapa jam sebelum transaksi berlangsung. Tak lama kemudian, trader membuka posisi short Bitcoin dengan leverage tinggi, tepat sekitar 30 menit sebelum Trump mengumumkan kebijakan tarif.
Baca Juga: Ketegangan Dagang AS-China Tekan Harga Bitcoin, Investor Diminta Tetap Waspada
Kebetulan waktunya sangat presisi: begitu pengumuman disampaikan, pasar kripto langsung anjlok tajam, memicu gelombang likuidasi terbesar sepanjang 2025.
Keuntungan Melonjak Drastis
Laporan on-chain juga memperlihatkan bahwa laba trader tersebut naik dari di bawah US$40 juta menjadi lebih dari US$104 juta hanya dalam hitungan jam, dengan realized PnL (profit and loss) dalam 24 jam mencapai US$88,5 juta.
Segera setelah posisi ditutup, tercatat serangkaian penarikan dana cepat dari akun tersebut, termasuk beberapa transfer USDC senilai US$9,99 juta masing-masing, yang diduga sebagai upaya untuk segera memindahkan keuntungan ke dompet lain.
Untung dari Kejatuhan Pasar Kripto
Keuntungan besar ini terjadi di tengah koreksi brutal pasar kripto setelah kebijakan tarif Trump diumumkan. Harga Bitcoin jatuh tajam, mendekati level dukungan penting di US$110.000, seiring aksi jual besar-besaran di pasar global.
Dalam satu hari, lebih dari US$19 miliar posisi leverage di pasar kripto dilikuidasi, menghapus sekitar US$400 miliar dari total kapitalisasi pasar aset digital.
Trader anonim ini berhasil memanfaatkan momentum tersebut dengan menempatkan posisi short sebelum pengumuman resmi, membuat banyak pihak menduga adanya akses ke informasi politik yang belum dipublikasikan.
Dugaan Akses Informasi Rahasia
Skala dan ketepatan waktu transaksi, ditambah dengan fakta bahwa akun dibuat hanya beberapa jam sebelumnya, menimbulkan kecurigaan adanya praktik insider trading di pasar kripto.
Baca Juga: Gara-Gara Trump vs Xi Jinping, Harga Bitcoin Terjun Bebas ke US$ 108.000
Meski identitas pelaku masih belum diketahui, pola transaksi yang sangat terencana dan penarikan dana dalam jumlah besar secara cepat menunjukkan strategi tingkat tinggi — atau bahkan kemungkinan akses terhadap informasi istimewa (privileged information) yang belum tersedia untuk publik.
Reaksi Komunitas Kripto dan Potensi Investigasi
Kasus ini menjadi perbincangan hangat di komunitas kripto global. Banyak analis dan pengamat pasar menyerukan agar otoritas keuangan dan lembaga penegak hukum AS melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Jika benar terbukti adanya kebocoran informasi terkait kebijakan ekonomi AS yang digunakan untuk keuntungan pribadi, hal ini bisa menjadi preseden serius bagi transparansi dan integritas pasar aset digital.