Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (24/11/2025) menandatangani perintah eksekutif untuk meluncurkan upaya nasional membangun platform kecerdasan buatan (AI) terpadu yang memanfaatkan kumpulan data ilmiah pemerintah untuk melatih teknologi generasi berikutnya.
Inisiatif yang diberi nama Genesis Mission ini bertujuan merevolusi riset ilmiah dan mempercepat penemuan baru dengan memanfaatkan data ilmiah pemerintah dalam jumlah besar.
Baca Juga: Trump Mulai Proses Penetapan Cabang Ikhwanul Muslimin sebagai Organisasi Teroris
Platform tersebut akan digunakan untuk melatih scientific foundation models serta menciptakan agen AI yang mampu menguji hipotesis baru, mengotomatisasi alur kerja penelitian, dan mempercepat lahirnya terobosan ilmiah.
Dalam perintah eksekutif itu, Trump mengarahkan Departemen Energi AS (DOE) dan jaringan National Laboratories untuk “menyatukan para pemikir terbaik Amerika, komputer super terkuat, dan basis data ilmiah terbesar ke dalam satu sistem kolaboratif untuk riset.”
DOE akan membangun platform eksperimen AI tertutup yang mengintegrasikan superkomputer dan kumpulan data pemerintahan untuk menghasilkan foundation models dan menggerakkan laboratorium robotik.
Michael Kratsios, Kepala Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih, mengatakan inisiatif ini bertujuan membuka akses dataset federal dan “mempercepat laju penemuan ilmiah secara masif.”
Baca Juga: Main 10 Orang Sejak Menit 13, Everton Tetap Gasak Manchester United 1-0
Menurutnya, Genesis Mission akan memanfaatkan AI untuk “mengotomatisasi desain eksperimen, mempercepat simulasi, dan menghasilkan model prediktif untuk berbagai bidang mulai dari pelipatan protein hingga dinamika plasma fusi. Ini dapat memangkas waktu penemuan dari bertahun-tahun menjadi hitungan hari bahkan jam.”
Menteri Energi Chris Wright menekankan besarnya investasi sektor swasta di bidang AI, namun pemerintah ingin mengarahkan upaya tersebut untuk mendorong penemuan ilmiah dan kemajuan rekayasa.
“Untuk itu, Anda membutuhkan dataset yang tersimpan di laboratorium-laboratorium nasional kami,” ujarnya.
Perintah eksekutif tersebut juga menyoroti kepentingan keamanan nasional, ekonomi, dan kesehatan Amerika Serikat. Fokus utamanya mencakup bioteknologi, material kritis, energi nuklir fisi dan fusi, eksplorasi ruang angkasa, ilmu informasi kuantum, serta semikonduktor dan mikroelektronika.
Baca Juga: Minyak Dunia Ditutup Naik 1% Senin (24/11): Dipicu Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Trump telah menempatkan kemenangan dalam perlombaan AI melawan China sebagai prioritas.
Tak lama setelah menjabat pada Januari, ia meminta pemerintahannya menyusun AI Action Plan untuk menjadikan “Amerika ibu kota dunia untuk kecerdasan buatan” dan mengurangi hambatan regulasi agar pengembangan AI dapat melaju cepat.
Trump juga mencabut perintah eksekutif terkait keamanan AI yang sebelumnya ditandatangani Presiden Joe Biden.













