Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV/WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy akan berkunjung ke Washington pada Jumat untuk menandatangani perjanjian terkait mineral tanah jarang.
Kesepakatan ini dianggap sebagai langkah awal dalam upaya Ukraina memperoleh dukungan kuat dari AS guna mengakhiri perang dengan Rusia.
Mengutip Reuters, Kamis (27/2/2025), Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menyebut kesepakatan ini sebagai perjanjian “pendahuluan”, di mana Kyiv akan menyerahkan sebagian pendapatan dari sumber daya mineralnya ke dalam dana yang dikendalikan bersama dengan AS.
Baca Juga: Trump: Putin dan Zelenskiy Ingin Damai
Namun, Trump menegaskan bahwa Washington tidak akan memberikan jaminan keamanan luas bagi Ukraina dan meminta Eropa untuk berperan lebih besar dalam hal tersebut.
Zelenskiy menekankan pentingnya jaminan keamanan dalam pertemuannya dengan Trump guna memastikan bahwa Rusia tidak lagi mengancam negara lain. Ia juga menyoroti bahwa keberlanjutan bantuan AS sangat krusial bagi Ukraina.
Sementara itu, Ketua DPR AS Mike Johnson sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada keinginan untuk mengesahkan undang-undang pendanaan tambahan bagi Ukraina.
Dalam pembicaraan yang berlangsung pada Rabu, Zelenskiy menegaskan bahwa perjanjian tersebut tidak boleh menjadikan Ukraina sebagai debitur yang harus mengembalikan miliaran dolar bantuan militer dari AS. Ia berharap kesepakatan ini dapat menjadi bagian dari jaminan keamanan di masa depan.
Baca Juga: Sudah Bantu Perang, AS Minta Aset Mineral Ukraina
Di sisi lain, Trump telah mengubah kebijakan AS terhadap perang Ukraina dan berupaya mengakhiri isolasi Rusia. Ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 12 Februari, sementara pertemuan antara diplomat Rusia dan AS dijadwalkan berlangsung di Istanbul pada Kamis untuk membahas penyelesaian konflik.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga dijadwalkan bertemu Trump pada Kamis dan akan menggelar pertemuan dengan pemimpin negara-negara Eropa lainnya pada Minggu guna membahas respons mereka terhadap kebijakan AS.
Sebelumnya, para pemimpin Eropa mengadakan pertemuan di Paris dan memperdebatkan kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina.
Berdasarkan rancangan perjanjian yang dilihat oleh Reuters, AS mendukung upaya Ukraina dalam memperoleh jaminan keamanan, namun tidak memberikan janji keamanan secara langsung.
Baca Juga: Tak Hanya Trump, Rusia Juga Inginkan Sumber Daya Alam Ukraina
Shmyhal menegaskan bahwa dana bersama yang akan dibentuk dari hasil eksploitasi sumber daya alam Ukraina tetap berada di bawah kendali Kyiv, dan tidak ada aset yang sudah ada saat ini yang akan dimasukkan dalam skema tersebut.
Konflik antara Ukraina dan Rusia terus berlangsung di tengah upaya diplomasi ini. Ukraina masih menghadapi serangan rudal dan drone Rusia dalam salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.