Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - India menghemat miliaran dolar lewat kebijakan peningkatan impor minyak Rusia yang harganya didiskon setelah perang di Ukraina.
Namun sayangnya, tarif hukuman yang dikenakan oleh AS dan berlaku efektif pada Rabu (27/8/2025), bakal menghapus keuntungan tersebut.
Reuters memberitakan, para analis memperkirakan India telah menghemat setidaknya US$ 17 miliar dengan meningkatkan impor minyak dari Rusia sejak awal 2022.
Menurut lembaga riset Global Trade Research Initiative (GTRI) New Delhi, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan hingga 50% pada impor India dapat memangkas ekspor lebih dari 40%, atau hampir US$ 37 miliar, pada tahun fiskal April-Maret ini saja.
Dampak tarif akan berkepanjangan, dan dapat melemahkan Perdana Menteri Narendra Modi secara politis, dengan ribuan pekerjaan terancam di sektor padat karya seperti tekstil, permata, dan perhiasan.
Analis menilai, respons India dalam beberapa minggu mendatang dapat membentuk kembali kemitraannya yang telah terjalin selama puluhan tahun dengan Rusia dan mengkalibrasi ulang hubungannya yang semakin kompleks dengan AS. Washington menilai hubungan ini cukup vital untuk melawan pengaruh Tiongkok yang semakin besar di Indo-Pasifik.
"India membutuhkan Rusia untuk alutsista selama beberapa tahun ke depan, minyak murah jika tersedia, dukungan geopolitik di kawasan benua, dan dukungan politik dalam isu-isu sensitive. Hal itu menjadikan Rusia mitra yang sangat berharga bagi India," kata Happymon Jacob, pendiri Dewan Riset Strategis dan Pertahanan Delhi.
Dia menambahkan, "Terlepas dari kesulitan antara Delhi dan Washington di bawah Trump, Amerika Serikat tetap menjadi mitra strategis terpenting India. India tidak memiliki kemewahan untuk memilih salah satu, setidaknya belum."
Baca Juga: AS Resmi Berlakukan Tarif 50% untuk Produk India, Ketegangan Dagang Memanas
India ingin memperbaiki hubungan dengan AS
Dua sumber pemerintah India mengatakan New Delhi ingin memperbaiki hubungan dengan Washington dan terbuka untuk meningkatkan pembelian energi AS, tetapi enggan menghentikan sepenuhnya impor minyak Rusia.
Diskusi dengan AS masih berlangsung, ujar Menteri Luar Negeri India kepada wartawan pada hari Selasa (26/8/2025). Para pejabat dari kedua negara mengadakan pembicaraan virtual mengenai perdagangan, keamanan energi termasuk kerja sama nuklir, dan eksplorasi mineral penting.
Harga minyak dunia bisa melambung
Minyak mentah Rusia kini menyumbang hampir 40% dari total pembelian minyak India, dari hampir nol sebelum perang.
Pembelian minyak mentah India dipimpin oleh Reliance Industries milik miliarder Mukesh Ambani, yang mengoperasikan kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia di negara bagian asal Modi, Gujarat.
Menurut perkiraan internal pemerintah India yang ditinjau oleh Reuters, harga minyak mentah global bisa naik lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar US$ 200 per barel jika India, konsumen dan importir minyak terbesar ketiga di dunia, berhenti membeli minyak dari Rusia.
Baca Juga: Kekhawatiran Konflik Dagang AS – India, Begini Dampaknya ke Harga Minyak
India juga akan kehilangan diskon hingga 7% yang ditawarkan minyak Rusia dibandingkan dengan harga acuan global.
Dalam pernyataan yang sangat tajam bulan ini, India menuduh AS menerapkan standar ganda dengan memilih negaranya terkait impor minyak Rusia sementara India sendiri terus membeli uranium heksafluorida, paladium, dan pupuk Rusia.
New Delhi mengatakan negara-negara lain yang telah meningkatkan pembelian minyak Rusia, seperti Tiongkok, belum dikenakan hukuman.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menuduh India mengambil untung dari peningkatan tajam pembelian minyak Rusia dan menyebut tindakan tersebut tidak dapat diterima.
Dalam sebuah wawancara pekan lalu, ia mengatakan kepada CNBC bahwa tidak seperti lonjakan impor minyak Rusia di India setelah pecahnya perang di Ukraina, pembelian minyak mentah Tiongkok meningkat dari 13% menjadi 16%.
Kementerian Luar Negeri India menyatakan bahwa impor minyak mentahnya dari Rusia dimaksudkan untuk memastikan biaya energi yang dapat diprediksi dan terjangkau bagi konsumen India.
"Impor minyak mentah merupakan kebutuhan yang didorong oleh situasi pasar global," jelas Kemenlu India.
New Delhi memperingatkan bahwa penghentian impor minyak Rusia, yang saat ini mencapai sekitar 2 juta barel per hari, akan mengganggu seluruh rantai pasokannya dan menyebabkan harga bahan bakar domestik melonjak.
New Delhi menyatakan bahwa pemerintahan AS sebelumnya di bawah Joe Biden telah mendukung pembelian minyak Rusia untuk menjaga stabilitas harga global.
Rusia menyatakan bahwa mereka berharap India akan terus membeli minyak darinya.
Tonton: China Borong Emas Hitam Rusia Usai India Kurangi Pembelian
Hubungan AS-India memburuk
Para pakar hubungan internasional mengatakan langkah-langkah Trump baru-baru ini telah menjerumuskan hubungan AS-India kembali ke fase terburuknya, mungkin sejak AS menjatuhkan sanksi terhadap India atas uji coba senjata nuklir pada tahun 1998.
Selain perdagangan, perselisihan ini dapat memengaruhi bidang-bidang lain seperti visa kerja bagi tenaga profesional teknologi India dan alih daya jasa ke luar negeri.
Dan bahkan jika India pada akhirnya berhasil membalikkan sebagian tarif, beberapa konsekuensinya akan tetap ada, terutama dalam perdagangan.
"Pesaing seperti Tiongkok, Vietnam, Meksiko, Turki, dan bahkan Pakistan, Nepal, Guatemala, dan Kenya berpotensi mendapatkan keuntungan, yang berpotensi mengunci India dari pasar-pasar utama bahkan setelah tarif dicabut," kata pendiri GTRI, Ajay Srivastava, mantan pejabat perdagangan India.