kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.371   53,00   0,32%
  • IDX 7.929   23,53   0,30%
  • KOMPAS100 1.106   -3,50   -0,32%
  • LQ45 813   -4,79   -0,59%
  • ISSI 267   0,73   0,27%
  • IDX30 421   -2,74   -0,65%
  • IDXHIDIV20 489   -3,19   -0,65%
  • IDX80 123   -0,62   -0,50%
  • IDXV30 131   -1,00   -0,75%
  • IDXQ30 136   -1,30   -0,95%

Trump Tegaskan Tidak Berencana Pecat Powell, Pasar Saham Merespons Positif


Kamis, 24 April 2025 / 05:21 WIB
Trump Tegaskan Tidak Berencana Pecat Powell, Pasar Saham Merespons Positif
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump melihat ketika Jerome Powell, calonnya untuk menjadi ketua Federal Reserve AS, berbicara di Gedung Putih di Washington, AS, 2 November 2017. Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak berniat memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell, meski sebelumnya melontarkan kritik tajam.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak berniat memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell, meski sebelumnya melontarkan kritik tajam terkait kebijakan suku bunga.

"Saya tidak berniat memecatnya," ujar Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Selasa. Ia menambahkan ingin agar Powell lebih agresif dalam menurunkan suku bunga.

Pernyataan ini langsung mendorong pasar keuangan. Indeks saham berjangka naik hampir 2% pada pembukaan perdagangan Selasa malam. Sebelumnya, saham, obligasi, dan dolar melemah setelah Trump selama libur Paskah terus mengkritik Powell karena tidak menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Morgan Stanley Proyeksi Pasar Saham RI Menarik, Perhatikan Risiko dan Pilihan Saham

Analis melihat pernyataan Trump sebagai sinyal positif. Krishna Guha dari Evercore ISI menyebut hal ini mengurangi risiko terburuk seperti stagflasi atau krisis utang negara akibat ketidakpastian kebijakan.

Trump juga menyampaikan optimisme soal kesepakatan dagang dengan China yang menurutnya akan memangkas tarif secara signifikan, meski tidak sepenuhnya menjadi nol. Pernyataan ini turut mendorong sentimen investor.

Sebelumnya, ancaman Trump untuk memecat Powell, termasuk melalui unggahan media sosial, telah memicu kekhawatiran pasar terhadap independensi Fed. Ia bahkan menyebut Powell pecundang besar dan menyatakan pemecatannya tidak cukup cepat.

Meski ancaman tersebut kini ditarik, kritik Trump terhadap kebijakan suku bunga Fed tetap tajam. "Kami pikir ini saat yang tepat untuk menurunkan suku bunga," ujarnya.

Baca Juga: Dampak Tarif Baru Donald Trump, Triliunan Dolar Hilang di Pasar Saham AS

Ketegangan antara Trump dan Powell sudah berlangsung sejak masa jabatan pertama Trump. Meski Trump yang menunjuk Powell sebagai ketua Fed, ia kecewa dengan kebijakan kenaikan suku bunga saat itu. Trump sempat mempertimbangkan untuk memecat Powell, namun dihalangi oleh penasihatnya.

Secara hukum, pemecatan Ketua Fed hanya bisa dilakukan dengan alasan” tertentu, seperti pelanggaran hukum, bukan karena perbedaan kebijakan. 

Namun, status hukum jabatan ketua yang memiliki masa jabatan empat tahun ini masih menyisakan celah tafsir karena tidak dijelaskan secara rinci dalam Undang-Undang Federal Reserve 1913.

Sementara itu, sejumlah kalangan memantau kasus hukum lain terkait pemecatan pejabat lembaga independen oleh Trump, yang dapat menjadi preseden untuk situasi di Fed.

Fed terakhir kali memangkas suku bunga satu poin menjadi 4,25%-4,50% akhir tahun lalu, dan belum mengubahnya dalam dua pertemuan kebijakan terakhir. Pertemuan berikut dijadwalkan dua minggu lagi.

Baca Juga: Trump Dicurigai 'Main Mata' di Pasar Saham Setelah Ubah Kebijakan Tarif Mendadak

Pejabat Fed masih berhati-hati terhadap dampak kebijakan tarif Trump, yang dikhawatirkan bisa memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Saat ini, Fed mempertahankan sikap wait and see meskipun ada peluang pemotongan suku bunga lagi tahun ini.

Pernyataan Trump membuat pasar mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga. Pelaku pasar kini memperkirakan tiga pemotongan seperempat poin tahun ini, dari sebelumnya empat.

Meskipun data ekonomi seperti ketenagakerjaan dan penjualan ritel masih menunjukkan ketahanan, survei menunjukkan penurunan kepercayaan di kalangan rumah tangga dan pelaku usaha. IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan AS dan global, dengan kebijakan tarif Trump sebagai salah satu penyebab utama.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×