kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Trump Teken Pakta Logam Tanah Jarang, Sinyal Awal Konfrontasi Baru dengan China


Selasa, 21 Oktober 2025 / 04:48 WIB
Trump Teken Pakta Logam Tanah Jarang, Sinyal Awal Konfrontasi Baru dengan China
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menandatangani kesepakatan awal kerja sama mineral penting pada Senin (20/10/2025). REUTERS/Nathan Howard 


Sumber: Yahoo News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menandatangani kesepakatan awal kerja sama mineral penting pada Senin (20/10/2025).

Langkah ini bertujuan memperkuat akses Amerika Serikat terhadap penambangan dan pemrosesan sumber daya logam tanah jarang (rare earth) milik Australia.

Mengutip Yahoo Finance, kesepakatan tersebut secara terang-terangan menargetkan China — negara yang baru-baru ini membatasi ekspor logam tanah jarangnya ke dunia.

Bagi banyak pihak, ini dianggap sebagai “pemanasan” menjelang pertemuan penting antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan berlangsung minggu depan di Korea Selatan.

“Kami akan melakukan sedikit tur,” kata Trump di Gedung Putih. “Saya akan ke Malaysia. Saya juga akan ke Jepang.”

Trump melakukan rangkaian kunjungan diplomatik ke negara-negara sekutu China di kawasan Asia. Kunjungan itu, menurut pengamat, bukan kebetulan belaka — melainkan bagian dari strategi besar menghadapi China di berbagai bidang, mulai dari perdagangan hingga teknologi.

Dalam beberapa hari terakhir, Trump menyebut sejumlah isu rumit yang akan dibahas dengan Xi: mulai dari permintaan agar China membeli lebih banyak kedelai dari AS, pengetatan terhadap fentanyl, isu Taiwan, persaingan kecerdasan buatan (AI), hingga kebijakan China yang menutup akses ekspor logam tanah jarang.

Baca Juga: Perdana Menteri Australia Dijadwalkan Bertemu Trump Bahas Tanah Jarang

“Saya tidak ingin mereka memainkan ‘permainan logam tanah jarang’ dengan kami,” ujar Trump saat kembali ke Washington, Minggu malam.

Trump menambahkan, jika China mengancam, ia siap membalas dengan tarif impor tiga digit.

“Saya bisa mengancam mereka dengan banyak hal lain,” ujarnya.

Tur Diplomatik ke Asia

Meski begitu, keberhasilan Trump menjalin hubungan dengan para rival China di Asia masih belum pasti.

Banyak negara di kawasan masih kesal dengan kebijakan tarif Trump sebelumnya.

China sendiri masih memegang kendali besar di sektor logam tanah jarang. Menurut sejumlah perkiraan, Beijing menguasai sekitar 90% pasar global dalam penambangan dan pemrosesan bahan penting untuk elektronik modern tersebut.

Baca Juga: Kesempatan dari Perang Tanah Jarang




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×