kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tudingan Keras Korea Utara: Sekjen PBB Boneka AS!


Selasa, 22 November 2022 / 04:42 WIB
Tudingan Keras Korea Utara: Sekjen PBB Boneka AS!
ILUSTRASI. Menteri luar negeri Korea Utara menyebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai boneka Amerika Serikat. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Menteri luar negeri Korea Utara menyebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "boneka Amerika Serikat". Tudingan tersebut dia ungkapkan ketika Sekjen PBB bergabung dengan kelompok negara yang dipimpin AS yang mengecam tindakan Korea Utara atas uji coba rudal balistik antarbenua baru-baru ini.

Mengutip ABC News, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras peluncuran ICBM Korea Utara pada hari Jumat dan mengulangi seruannya pada Korea Utara untuk segera menghentikan tindakan provokatif lebih lanjut. 

Pernyataan Guterres muncul setelah Amerika Serikat dan negara-negara lain mengeluarkan kritik serupa terhadap uji ICBM Korut yang menunjukkan potensi untuk menyerang wilayah mana saja di benua AS.

“Saya sering menganggap sekretaris jenderal PBB sebagai anggota Gedung Putih AS atau Departemen Luar Negerinya,” kata Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui dalam pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah. 

Dia menambahkan, “Saya mengungkapkan penyesalan saya yang kuat atas fakta bahwa sekretaris jenderal PBB telah mengambil sikap yang sangat tercela, tidak menyadari tujuan dan prinsip Piagam PBB dan misinya yang tepat yaitu menjaga ketidakberpihakan, objektivitas, dan kesetaraan dalam segala hal.”

Baca Juga: Inikah Pemimpin Korea Utara Selanjutnya Pengganti Kim Jong Un?

Choe menuduh Guterres menyetujui AS dan sekutunya yang membawa uji ICBM Korea Utara ke Dewan Keamanan PBB, dengan mengatakan bahwa hal tersebut jelas membuktikan bahwa dia adalah boneka AS.

Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan darurat pada Senin pagi terkait peluncuran ICBM Korea Utara atas permintaan Jepang. 

Tetapi tidak jelas apakah itu dapat menjatuhkan sanksi ekonomi baru pada Korea Utara karena China dan Rusia, dua anggota dewan pemegang hak veto, telah menentang langkah AS sebelumnya dan sekutunya untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara atas uji coba rudal balistiknya yang dilarang pada awal tahun ini.

Pada hari Minggu, para diplomat top dari negara-negara industri demokrasi utama dunia mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan langkah tegas oleh Dewan Keamanan PBB sebagai reaksi atas peluncuran rudal Korea Utara. 

Baca Juga: Rudal Jarak Jauh Korea Utara Mendarat di Dekat Jepang

“Tindakan (Korea Utara) menuntut tanggapan yang bersatu dan kuat dari komunitas internasional, termasuk perlunya tindakan signifikan lebih lanjut yang akan diambil oleh Dewan Keamanan PBB,” demikian pernyataan bersama menteri luar negeri dari negara-negara Kelompok Tujuh, yakni Kanada, Prancis , Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.

Mengutip The Hill, media pemerintah Korea Utara melaporkan pada hari Sabtu bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan langsung peluncuran tersebut bersama istrinya, putri tercinta mereka, dan pejabat lainnya.

Peluncuran terjadi selama KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di Thailand, di mana Wakil Presiden AS Kemala Harris turut hadir.

Melansir media pemerintah Korea Utara KCNA, saat mengamati peluncuran rudal Hwasong-17 pada hari Jumat, Kim menyebutnya sebagai senjata "yang dapat diandalkan dan berkapasitas maksimum" untuk menahan ancaman militer AS. 

Beberapa ahli mengatakan Hwasong-17 masih dalam pengembangan. Akan tetapi, rudal itu adalah rudal dengan jangkauan terpanjang di Korea Utara. Hwasong-17 merupakan rudal jarak jauh dan dirancang untuk membawa beberapa hulu ledak nuklir untuk mengatasi sistem pertahanan rudal AS.

Korea Utara berpendapat kegiatan pengujiannya merupakan peringatan bagi Amerika Serikat dan Korea Selatan atas serangkaian latihan militer mereka yang diyakini Korea Utara sebagai latihan invasi. Washington dan Seoul mempertahankan latihan mereka bersifat defensif.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Ini Ancamannya ke AS

Mengutip ABC News, dalam pernyataannya hari Senin, Choe kembali membela uji coba rudal negaranya, menyebut uji coba itu sah dan negaranya hanya menggunakan hak untuk membela diri melawan latihan perang nuklir yang provokatif oleh Amerika Serikat dan sekutunya. 

Dia mengatakan, "Ini adalah hal paling menakjubkan dan menyedihkan bagi saya karena Guterres masih menyalahkan Korea Utara atas gejolak ketegangan baru-baru ini di Semenanjung Korea, bukan Amerika Serikat," jelasnya.

Sehari sebelum uji coba ICBM oleh negaranya, Choe mengancam akan melancarkan tanggapan militer yang “lebih keras” terhadap langkah-langkah AS untuk meningkatkan komitmen keamanannya terhadap Korea Selatan dan Jepang.




TERBARU

[X]
×