kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Tur Asia Trump, Disambut Bak Raja dan Ditantang Xi Jinping di Akhir Perjalanan


Jumat, 31 Oktober 2025 / 10:37 WIB
Tur Asia Trump, Disambut Bak Raja dan Ditantang Xi Jinping di Akhir Perjalanan
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berbincang saat meninggalkan Bandara Internasional Gimhae setelah pertemuan bilateral, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Busan, Korea Selatan, 30 Oktober 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perjalanan lima hari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Asia Timur menampilkan dua wajah kekuasaan: pesona pribadi yang dielu-elukan di satu sisi, dan batas-batas pengaruhnya di sisi lain. 

Dalam tur yang membawanya ke Malaysia, Jepang, Korea Selatan, hingga berakhir dengan pertemuan menegangkan bersama Presiden China Xi Jinping, Trump menunjukkan gaya diplomasi yang khas, penuh simbol, negosiasi keras, dan permainan kekuatan ekonomi.

Selama empat hari pertama, Trump disambut bak raja. Di Malaysia, ia mengamankan akses terhadap mineral penting dan mendorong penyelesaian perjanjian dagang dengan negara-negara Asia Tenggara. 

Baca Juga: Perang Dagang Masih Membara, Trump Coba Redam Ketegangan dengan Xi Jinping di Busan

Ia bahkan menjadi saksi penandatanganan kesepakatan perdamaian antara Thailand dan Kamboja, jenis pencapaian yang kerap dibanggakan Trump.

Di Jepang, sambutan untuk Trump semakin megah. Tokyo Tower bersinar dalam warna merah, putih, dan biru dengan puncak berlapis emas, khas gaya Trump. 

Perdana Menteri baru, Sanai Takaichi, mengumumkan investasi Jepang senilai US$ 550 miliar di Amerika Serikat dan menghadiahkan 250 pohon sakura untuk perayaan ulang tahun ke-250 AS. 

Ia juga menyerahkan tongkat golf milik mendiang Shinzo Abe, simbol kedekatan yang pernah terjalin antara Abe dan Trump. Tak ketinggalan, Takaichi turut menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Di Korea Selatan, sambutannya nyaris menyerupai penobatan. Artileri menyalakan tembakan kehormatan 21 kali, sementara band militer memainkan Hail to the Chief dan lagu YMCA, yang identik dengan kampanye Trump. 

Baca Juga: Trump Akan Bertemu Presiden China Xi Jinping Bulan Depan, Bahas Masalah Ini

Presiden Lee Jae Myung menganugerahkan medali tertinggi negaranya dan replika mahkota dinasti kuno Korea. 

Saat jamuan makan siang, Trump disuguhi Peacemaker’s Dessert berupa brownies berlapis emas, diikuti makan malam bersama enam pemimpin dunia dalam rangka KTT APEC.

Namun di balik kemegahan itu, ada transaksi besar yang menyertainya. Trump meminta “upeti” sebesar US$ 200 miliar atau US$ 20 miliar per tahun dari Korea Selatan, yang akan diinvestasikan sesuai arahan pemerintah AS. Sebagai imbalannya, tarif ekspor Korea ke AS turun dari 25% menjadi 15%.

Puncak tur terjadi di Busan, saat Trump bertemu Xi Jinping. Tidak ada parade, tidak ada menu mewah, hanya meja panjang putih di ruang militer sederhana dekat landasan bandara. 

Pertemuan ini menandai pertemuan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, dan suasananya jauh lebih tegang dibanding hari-hari sebelumnya.

Baca Juga: Xi Jinping Tiba di Moskow, Beri Dukungan Penuh untuk Putin

Trump datang dengan ancaman kenaikan tarif terhadap ekspor China, menekan Beijing agar membuka pasarnya dan mengendalikan bahan kimia untuk produksi fentanyl. 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×