kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Turki ogah membatalkan pembelian S-400S Rusia meski dijatuhi sanksi AS


Jumat, 18 Desember 2020 / 08:18 WIB
Turki ogah membatalkan pembelian S-400S Rusia meski dijatuhi sanksi AS
ILUSTRASI. Turki tidak akan membatalkan pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dan akan mengambil langkah balasan terhadap AS.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada hari Kamis (17/12), negaranya tidak akan membatalkan pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dan akan mengambil langkah balasan setelah mengevaluasi sanksi AS yang dikenakan atas pembelian tersebut.

Reuters memberitakan, Amerika Serikat pada hari Senin memberlakukan sanksi yang menargetkan sesama anggota NATO, Direktorat Industri Pertahanan Turki (SSB), ketuanya, Ismail Demir, dan tiga staf lainnya untuk pembelian S-400.

Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada Rabu bahwa sanksi itu adalah "serangan bermusuhan" terhadap industri pertahanan Turki, dan pasti akan menemui kegagalan.

Melansir Reuters, Cavusoglu mengatakan tanggapan Turki akan dibentuk oleh peninjauan yang dilakukan oleh sektor pertahanan, bersama dengan kementerian luar negeri dan kehakiman, terhadap dampak sanksi.

Baca Juga: AS jatuhkan sanksi, Erdogan: Serangan terbuka terhadap hak kedaulatan Turki

"Kami pasti akan mengambil langkah terkait hal ini," katanya kepada Kanal 24. "Tidak penting apakah sanksi itu lunak atau keras, sanksi itu sendiri sudah salah," katanya.

Dia menambahkan, "Melihat isi sanksi, ini bukan langkah-langkah yang akan mengguncang kami atau sangat berdampak pada kami."

Turki mengatakan membeli S-400 karena kebutuhan karena tidak bisa mendapatkan sistem pertahanan dari sekutu NATO dengan persyaratan yang memuaskan. "Jika ada langkah mundur, itu akan terjadi sekarang," kata Cavusoglu.

Baca Juga: Rusia: Kami peringatkan negara Barat jangan coba hancurkan Perjanjian Damai Bosnia

Amerika Serikat mengatakan S-400 menimbulkan ancaman bagi jet tempur F-35 dan sistem pertahanan NATO yang lebih luas. Turki menolak hal ini dan mengatakan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam NATO.

Berbicara kepada kantor berita milik negara Anadolu, Ketua SSB Ismail Demir mengecilkan dampak dari tindakan tersebut, dengan mengatakan itu tidak mempengaruhi kontrak yang ada, dan hanya mencakup sejumlah perusahaan Turki.

Baca Juga: Beli sistem pertahanan S-400 dari Rusia, Turki kena sanksi AS

"Misalnya, sebuah perusahaan di mana SSB memegang saham mayoritas mungkin terkena dampak, tetapi hampir tidak ada perusahaan seperti itu. Tidak ada perusahaan seperti itu dalam proyek-proyek kritis," katanya.

Sanksi AS datang ketika Presiden terpilih Demokrat Joe Biden bersiap untuk menjabat pada 20 Januari, menggantikan Donald Trump.

Ditanya apakah hubungan dapat dinormalisasi di bawah Biden, Cavusoglu mengatakan Washington harus mengatasi penolakan Turki terhadap dukungan AS untuk pejuang Kurdi Suriah, dan permintaan Ankara untuk mengekstradisi seorang ulama yang berbasis di AS yang dituduhnya mengorganisir upaya kudeta 2016.

Selanjutnya: Rusia: Pengiriman kedua sistem pertahanan udara S-400 tergantung Turki



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×