Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Pada kuartal II 2020, Tesla masih berhasil membukukan laba karena pemotongan biaya dan pengiriman yang kuat membantu mengimbangi penutupan pabrik akibat pandemi COvid-19. Ini memberikan peluang bagi perusahaan ini untuk bisa tercatat dalam indeks S&P 500.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak investor institusional telah menghindari saham Tesla karena profitabilitas yang menurun. Namun, dengan stock split maka perdagangan saham perusahaan bisa lebih likuid dengan memiliki basis investor ritel yang kuat.
Baca Juga: Perkuat militer, Korea Selatan bangun kapal induk pada tahun depan
Selama 30 hari terakhir, Tesla berada di urutan kedua setelah Apple sebagai saham paling populer di aplikasi perdagangan Robinhood, menurut Robintrack, sebuah situs web yang melacak kepemilikan Robinhood.
Pemecahan saham Tesla tidak boleh memengaruhi keputusan potensial Indeks S&P Dow Jones untuk menambahkan perusahaan ke S&P 500, yang ditimbang oleh nilai pasar saham perusahaan secara keseluruhan.