Sumber: Reuters | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - HANOI. United Nation Development Programme (UNDP) memprediksi, penerapan tarif impor resiprokal Amerika Serikat (AS) sejak Agustus lalu bakal menghantam ekonomi negara-negara Asia Tenggara. Vietnam bakal jadi negara yang terkena hantaman paling berat.
Menurut pemberitaan Reuters, UNDP memprediksi penerapan tarif berisiko memangkas hingga 19,2% ekspor Vietnam ke AS. "Seiring waktu ekspor terpangkas lebih dari US$ 25 miliar dolar, hampir seperlima dari total tahunan," ujar Philip Schellekens, Kepala Ekonom UNDP untuk kawasan Asia-Pasifik, kepada Reuters, Senin (22/9/2025).
Buat perbandingan, UNDP memprediksi potensi penurunan ekspor negara-negara Asia Tenggara akibat tarif secara rata-rata hanya 9,7%. "Tidak ada negara di Asia Tenggara yang lebih rentan terhadap kenaikan tarif AS daripada Vietnam," kata Schellekens.
Penurunan ekspor AS diperkirakan akan memangkas sekitar 5% dari produk domestik bruto (PDB) Vietnam. Meski begitu, dampak tarif kemungkinan akan dimitigasi oleh penyerapan sebagian biaya oleh eksportir, diversifikasi Vietnam ke wilayah lain, dan pengeluaran domestik yang lebih besar.
Baca Juga: Asia Tenggara Ubah Peta Perdagangan Gandum dan Jagung Global Lewat Kesepakatan AS
Estimasi UNDP didasarkan pada skenario di mana bea masuk akan sepenuhnya dibebankan kepada konsumen AS. Hal ini akan mengurangi permintaan, yang sejauh ini belum terjadi karena dampaknya terhadap inflasi AS tergolong moderat.
Data UNDP tidak memperhitungkan pengecualian tarif yang berlaku saat ini untuk barang elektronik konsumen yang mencakup sekitar 28% dari total ekspor Vietnam ke AS. Namun, kata Schellekens, bahkan jika Washington mendukung pengecualian tersebut, ekspor Vietnam ke AS masih dapat turun sebesar US$18 milia.
Vietnam merupakan eksportir terbesar keenam ke Amerika tahun lalu. Nilai ekspor mencapai US$ 136,5 miliar. Barang-barang tersebut sebagian besar diproduksi di pabrik-pabrik yang dikelola oleh perusahaan multinasional AS dan asing atau pemasok mereka.
Data komprehensif pertama Vietnam yang dirilis sejak tarif berlaku pada 7 Agustus menunjukkan ekspor Vietnam ke AS, pasar terbesarnya, turun 2% pada Agustus dibandingkan Juli. Penurunan 5,5% terjadi pada ekspor alas kaki.
Baca Juga: Negara Asia Tenggara Terguncang Tarif Trump, Vietnam dan Thailand Siapkan Negosiasi
Vietnam merupakan pemasok terbesar kedua alas kaki ke AS, menurut data departemen bea cukai AS. Penurunan ekspor alas kaki tersebut menyusul lonjakan ekspor sebelum tarif berlaku.
Banyak produsen sepatu besar, seperti Nike, Adidas, dan Puma, memproduksi sebagian besar sepatu global mereka melalui pemasok di Vietnam. Perusahaan-perusahaan tersebut menolak berkomentar.
Menurut laporan UNDP, di antara negara-negara besar Asia Tenggara, ekspor Thailand ke AS dapat turun 12,7% dan Malaysia berpotensi turun 10,4%. Sementara ekspor Indonesia hanya akan turun 6,4%.