Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kapal induk pertama Tiongkok, Liaoning, terlihat meninggalkan pangkalannya dan berlayar di Laut Kuning selama akhir pekan lalu. Ini setelah kapal induk kedua China, Shandong, memulai pelayaran pelatihan di Laut Bohai pekan lalu.
Melansir Global Times, ini adalah pertama kali masyarakat umum mengetahui China memiliki dua kapal induk yang aktif di laut untuk latihan simultan.
Menurut analis militer, dengan Shandong secara bertahap mendapatkan kemampuan tempur dan dua kapal induk berlatih bersama, China pada akhirnya akan mampu mengerahkan kelompok tempur kapal induk ganda.
Itu merupakan sebuah taktik yang berguna dalam peperangan intensitas tinggi, termasuk kemungkinan operasi reunifikasi dengan kekuatan di Taiwan dan perlawanan terhadap provokasi Amerika Serikat (AS) di Laut China, analis militer menjelaskan.
Baca Juga: Gelar lebih banyak latihan militer, China: Kapal lain tak boleh masuk
Mengutip gambar satelit komersial asing, majalah Modern Ships yang berbasis di Beijing melaporkan pada Sabtu (5/9), Liaoning berangkat dari pangkalannya di Qingdao, Provinsi Shandong, China Timur, untuk latihan.
Liaoning berada di Laut Kuning tidak jauh dari pangkalannya pada Sabtu (5/9), mengacu layanan satelit komersial asing yang bisa masyarakat umum akses secara terbuka.
Foto-foto yang diambil oleh warga sekitar pangkalan dan beredar di media sosial juga menunjukkan Liaoning baru saja memulai pelayaran.
Pergerakan kapal induk itu terjadi tak lama setelah kapal induk Shandong berangkat dari galangan kapal pada Selasa (1/9) pekan lalu untuk latihan militer di Laut Bohai, situs berita yang berbasis di Hong Kong, wenweipo.com melaporkan.
Baca Juga: 5 Fakta yang menjadikan militer China kini paling perkasa di dunia
Kehadiran Shandong di Laut Bohai juga terkonfirmasi oleh gambar satelit pada Kamis (3/9).
Menghadapi AS bahkan India
Ini pertama kalinya dua kapal induk China melakukan misi pelatihan secara bersamaan, sejak kapal induk kedua Shandong resmi bergabung dengan Angkatan Laut Tiongkok pada Desember 2019, Modern Ships menyebutkan.
Hanya, China belum secara resmi mengonfirmasi operasi kedua kapal induk tersebut termasuk perincian misi mereka.
Menurut wenweipo.com, Shandong kemungkinan akan melakukan pelatihan terintegrasi dengan jet tempur. Dan pengamat militer berspekulasi, Liaoning hanya melakukan misi pelatihan rutin, karena tidak jauh dari pangkalannya.
Tapi, Modern Ships melaporkan, bisa jadi kedua kapal induk itu untuk pertama kalinya membentuk kelompok tempur untuk latihan, menggelar latihan konfrontasi berurutan, atau latihan koordinasi jarak jauh sebagai dua kelompok tempur independen.
Baca Juga: Jadi andalan AS, USS Gerald R. Ford merupakan kapal induk terbesar di dunia
Yang jelas, langkah terbaru itu akan membuka babak baru bagi Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) untuk mengerahkan kapal induk secara bersamaan.
Pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing Li Jie mengatakan kepada Global Times, dua kapal induk China akan menjadi kekuatan utama pada saat China menghadapi tekanan militer dari negara-negara seperti AS di Selat Taiwan dan Laut China Selatan. Termasuk, India di jalur transportasi maritim utama.
Dua kapal induk China juga bisa menekan Taiwan dari sudut yang berbeda. Dan, bersama dengan rudal balistik anti-kapal DF-21D dan DF-26 dari Angkatan Roket PLA, mereka bisa mengunci pulau itu dan menolak kemungkinan intervensi AS, kata Li.
Bukan cuma itu, Li menambahkan, dua kapal induk China bisa berperan dalam melindungi jalur transportasi laut penting seperti Selat Malaka.