Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Awal bulan ini, Rusia menyetujui vaksin yang dijuluki Sputnik V yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow dan Dana Investasi Langsung Rusia yang berdaulat. Rusia berencana mengedarkan secara luas vaksin itu pada bulan Oktober meskipun masih dalam proses uji klinis pada manusia saat ini.
Langkah tersebut telah menuai kritik dari para ilmuwan atas kekhawatiran inokulasi massal dilakukan ketika profil keamanan obat masih belum jelas.
Baca Juga: Laut China Selatan: Hubungan Vietnam-China di ujung tanduk
Pelopor vaksin di China telah mengirimkan vaksin ke hotspot virus di seluruh dunia seperti Brasil, Indonesia, dan Arab Saudi untuk melakukan uji coba tahap akhir. Produsen obat milik negara Sinopharm Group Co mengatakan minggu ini bahwa dua vaksin tidak aktif yang dikembangkan oleh anak perusahaannya akan tersedia segera setelah akhir tahun dan akan dijual dengan harga kurang dari 1.000 yuan (US$ 145) untuk dua dosis.
Pembuat vaksin yang berbasis di Beijing, Sinovac Biotech Ltd. mengharapkan suntikannya memenangkan persetujuan peraturan awal tahun depan.