Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Uji klinis vaksin yang dikembangkan Pfizer Inc dengan BioNTech SE disebut berjalan sesuai target perusahaan. Vaksin ini akan diajukan dalam peninjauan regulasi pada pada awal Oktober 2020 karena ada data tambahan yang dirilis perusahaan itu dari study tahap awal.
Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) dan BioNTech dari Jerman itu telah melakukan uji klisnis vaksin virus corona ke manusia di Eropa dan AS.
Baca Juga: Sita peralatan nelayan di Laut China Selatan, Filipina layangkan protes ke China
Melansir Bloomberg, Jumat (21/8), kedua perusahaan itu mengatakan bahwa dari uji klinis tersebut, vaksin dapat ditoleransi dengan baik pada deman ringan hingga sedang pada 20 % peserta.
Vaksin itu akan siap pada Oktober, pertama kali diumumkan Pfizer Inc dengan BioNTech SE bulan lalu. Pengumuman itu membantu mengangkat Bursa S&P 500 secara singkat pada Jumat. Berita itu merupakan sentimen positif yang berpotensi mengakhiri ancaman lockdown.
Dengan timeline tersebut menjadikan vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech salah satu yang bergerak paling cepat di dunia. Beberapa analis memperkirakan vaksin akan disetujui untuk digunakan pada November di AS, sebuah langkah yang dapat memberi pijakan baru bagi Presiden Donald Trump dalam pemilihan.
Pfizer dan BioNTech bulan lalu meraih kesepakatan US$ 2 miliar untuk memasok 100 juta dosis awal vaksin kepada Pemerintah AS di seluruh dunia yang ingin mengunci pasokan kandidat yang masih bereksperimen dengan harapan menstabilkan ekonomi lokal dan menghentikan penyebaran virus.
Baca Juga: Amerika Serikat (AS) masih tolak perundingan dagang fase pertama dengan China
Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS secara tentatif merencanakan panel penasihat untuk bertemu pada 22 Oktober untuk membahas vaksin Covid-19, meskipun belum menentukan vaksin mana, atau berapa banyak yang akan diteliti.
Langkah penemuan vaksin bergerak cepat di seluruh dunia. Beberapa telah mulai mengevaluasi keefektifan pengujian vaksin pada tahap akhir dan membuka jalan untuk persetujuan regulasi.
Awal bulan ini, Rusia menyetujui vaksin yang dijuluki Sputnik V yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow dan Dana Investasi Langsung Rusia yang berdaulat. Rusia berencana mengedarkan secara luas vaksin itu pada bulan Oktober meskipun masih dalam proses uji klinis pada manusia saat ini.
Langkah tersebut telah menuai kritik dari para ilmuwan atas kekhawatiran inokulasi massal dilakukan ketika profil keamanan obat masih belum jelas.
Baca Juga: Laut China Selatan: Hubungan Vietnam-China di ujung tanduk
Pelopor vaksin di China telah mengirimkan vaksin ke hotspot virus di seluruh dunia seperti Brasil, Indonesia, dan Arab Saudi untuk melakukan uji coba tahap akhir. Produsen obat milik negara Sinopharm Group Co mengatakan minggu ini bahwa dua vaksin tidak aktif yang dikembangkan oleh anak perusahaannya akan tersedia segera setelah akhir tahun dan akan dijual dengan harga kurang dari 1.000 yuan (US$ 145) untuk dua dosis.
Pembuat vaksin yang berbasis di Beijing, Sinovac Biotech Ltd. mengharapkan suntikannya memenangkan persetujuan peraturan awal tahun depan.