Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Pemerintah Venezuela pada Minggu (26/10/2025) mengecam apa yang disebutnya sebagai “provokasi militer” oleh Trinidad dan Tobago yang diduga dilakukan bersama Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).
Caracas menuding langkah itu bertujuan memicu konfrontasi militer penuh di kawasan Karibia.
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Serangan Amerika Serikat di Karibia Tinggalkan Korban Selamat
Dalam pernyataannya, pemerintah Venezuela menyebut latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Trinidad dan Tobago yang tengah berlangsung di perairan Karibia merupakan bagian dari upaya tersebut.
Venezuela juga mengklaim telah menangkap sekelompok tentara bayaran yang disebut memiliki “informasi langsung dari badan intelijen Amerika Serikat” dan ditugaskan untuk melancarkan serangan bendera palsu (false flag) di kawasan tersebut.
“Sedang berlangsung serangan bendera palsu di perairan yang berbatasan dengan Trinidad dan Tobago, atau dari wilayah Trinidad maupun Venezuela, untuk memprovokasi konfrontasi militer penuh dengan negara kami,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan oleh Wakil Presiden Delcy Rodríguez.
Namun, pemerintah Venezuela tidak memberikan bukti atau rincian tambahan terkait dugaan operasi tersebut.
Baca Juga: Operasi CIA di Venezuela: Trump Janjikan US$50 Juta untuk Tangkap Maduro
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengonfirmasi laporan bahwa dirinya memberi izin kepada CIA untuk menjalankan operasi rahasia di Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro juga sebelumnya beberapa kali menuduh adanya rencana serangan bendera palsu, termasuk dugaan upaya penanaman bahan peledak di Kedutaan Besar AS di Caracas pada awal Oktober.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut.
Di sisi lain, pemerintahan Trump dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan operasi militer di kawasan Karibia dan Pasifik, dengan alasan memberantas perdagangan narkotika.
Baca Juga: Tambang Emas Ambruk di Venezuela Selatan, Sedikitnya 14 Orang Tewas
Pentagon pada Jumat lalu mengirim gugus kapal induk USS Gerald Ford ke wilayah tersebut sebagai bagian dari peningkatan kekuatan militer Amerika di kawasan.













