kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Virus corona bisa bertahan di udara, apa kata WHO?


Senin, 23 Maret 2020 / 05:12 WIB
Virus corona bisa bertahan di udara, apa kata WHO?
ILUSTRASI. logo WHO. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempertimbangkan tindakan pencegahan melalui udara untuk staf medis sejak studi menunjukkan bahwa virus corona mampu bertahan hidup di udara (survive in airborne) dalam beberapa kondisi. 

Virus corona dapat menular melalui tetesan, atau melalui sedikit cairan, sebagian besar cairan itu keluar dari batuk atau bersin seseorang. 

Dilansir dari CNBC, Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit baru dan zoonosis WHO mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers virtual pada Senin lalu. 

Baca Juga: WHO sekarang gunakan istilah jarak fisik dibanding jarak sosial, ini alasannya

Menurut Dr. Kerkhove, ketika seseorang melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti dalam fasilitas perawatan medis, akan terjadi kemungkinan aerosolize dalam partikel-partikel ini yang mengindikasikan virus-virus dapat tinggal di udara sedikit lebih lama. 

Dia menambahkan, sangat penting bagi petugas kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja dan melakukan prosedur seperti itu pada pasien. Otoritas kesehatan dunia mengatakan penyakit pernapasan menyebar melalui kontak manusia ke manusia. Butiran-butiran yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati. 

Virus corona dapat melayang di udara, tetap menggantung di udara tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti panas dan lembab. 

Baca Juga: WHO: Ada 10 negara terlibat dalam uji klinis 4 obat virus corona

Kerkhove juga mengatakan bahwa para otoritas kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan berbeda dan Covid-19 bisa bertahan. Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan cahaya ultraviolet mampu mempengaruhi virus Covid-19 serta berapa lama virus itu mampu bertahan hidup di permukaan yang berbeda termasuk baja. 

Otoritas kesehatan menggunakan informasi ini untuk memastikan panduan WHO sudah sesuai dan sejauh ini mereka meyakini kesesuaian pedoman tersebut. Otoritas kesehatan merekomendasikan staf medis memakai masker wajah N95 yang mampu menyaring sekitar 95% dari semua partikel cair atau udara. 

Kerkhove juga memastikan bahwa di fasilitas kesehatan, pihaknya memastikan pekerja medis menggunakan standar pencegahan dengan pengecualian, mereka menggunakan prosedur penggunaan aerosol. 

Baca Juga: Ramalan ILO: Bakal ada 25 juta orang di dunia kehilangan pekerjaan akibat corona

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Robert Redfield mengatakan pada kongres bulan lalu bahwa CDC secara agresif telah mengevaluasi berapa lama ketahanan Covid-19 terutama di permukaan. 

"Pada tembaga dan baja ini sangat khas, cukup lama sekitar dua jam," ujar Redfield saat sidang DPR, "tapi jika di permukaan lain seperti kardus atau plastik lebih lama lagi, jadi kami masih memantau hal ini." 

Sementara itu pada kesempatan lain, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin lalu bahwa terdapat peningkatan cepat kasus virus corona selama sepekan terakhir. 

Baca Juga: Trump sengaja sebut corona sebagai virus China, WHO mengecam

Dia menambahkan bahwa masih banyak negara yang belum melakukan pengujian, isolasi dan pelacakan kontak. Tindakan-tindakan itu sesungguhnya adalah 'kunci' respons yang tepat dalam menangani virus corona. 

"Pesan kami sederhana, uji, uji, uji. Uji setiap kasus yang dicurigai, jika mereka positif, isolasi mereka dan cari tahu dengan siapa mereka melakukan kontak dua hari sebelum mereka memiliki gejala. Orang-orang yang berjumpa dengan pasien gejala virus corona juga harus diuji," ujar Tedros.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Mampu Bertahan di Udara, WHO Pertimbangkan Pencegahan untuk Staf Medis"
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×