kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona sudah tiba di Eropa dan Nepal, Amerika laporkan kasus kedua


Sabtu, 25 Januari 2020 / 06:03 WIB
Virus corona sudah tiba di Eropa dan Nepal, Amerika laporkan kasus kedua
ILUSTRASI. Seluruh warga China diimbau mengenakan masker seiring dengan penyebaran wabah virus corona. REUTERS/Aly Song


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS. Kasus pertama coronavirus Wuhan di Eropa dikonfirmasi di Prancis pada hari Jumat (24/1/2020). Sementara, pihak berwenang Nepal mengumumkan infeksi pertama di Asia Selatan. Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga mengkonfirmasi kasus kedua virus mematikan ini. 

Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menginformasikan kepada wartawan di Paris tentang dua kasus pertama yang diverifikasi di Eropa: satu pasien dirawat di rumah sakit di Paris dan yang lainnya di kota barat daya Bordeaux. Dia menambahkan bahwa kemungkinan lebih banyak kasus di Prancis.

Buzyn mengatakan pasien Bordeaux, yang berusia 48 tahun, telah kembali dua hari sebelumnya dari perjalanan ke China yang termasuk pemberhentian di Wuhan, pusat penyebaran penyakit menular. Dia tidak memiliki rincian lebih lanjut tentang kasus Paris.

Melansir Reuters yang mengutip pernyataan dari Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal juga melaporkan, seorang siswa Nepal yang pulang ke rumah untuk liburan Tahun Baru Imlek dari sekolah di Wuhan dinyatakan positif menderita penyakit tersebut setelah mendapat konfirmasi dari WHO Collaborating Center di Hong Kong. 

Baca Juga: Bursa Wall Street rontok tertekan wabah virus corona yang meluas

Pasien AS, seorang wanita berusia 60-an, telah melakukan perjalanan ke Wuhan pada akhir Desember dan kembali pada 13 Januari, kata Dr Allison Arwady, komisaris Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago.

"Pasien secara klinis baik-baik saja, dalam kondisi stabil, dan tetap dirawat di rumah sakit terutama untuk pengendalian infeksi," kata Arwady. "Dia tidak mengalami gejala apa-apa saat terbang, dan berdasarkan apa yang kita ketahui sekarang tentang virus ini kekhawatiran kita untuk penularan sebelum gejala muncul rendah, sehingga meyakinkan."

Pasien AS pertama yang dikonfirmasi adalah seorang pria daerah Seattle berusia 30-an awal pekan ini.

Baca Juga: Wall Street kembali dalam tekanan kekhawatiran virus corona

"Departemen kesehatan Chicago dan negara bagian Illinois sedang menyelidiki lokasi di mana pasien ini pergi setelah kembali ke Illinois dan mengidentifikasi setiap kontak dekat yang mungkin terpapar," demikian kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

"Pasien memiliki kontak dekat yang terbatas, semuanya saat ini baik dan yang akan dimonitor untuk gejalanya," katanya.

Saat ini, ada 63 kasus yang sedang diuji dan dipantau di 22 negara bagian di AS, kata Dr Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan, termasuk kasus yang dikonfirmasi di negara bagian Washington dan Illinois.

"Kemungkinan akan ada lebih banyak kasus yang dilaporkan di AS dalam beberapa hari dan minggu mendatang," kata badan kesehatan yang berbasis di Atlanta itu. "CDC akan terus memperbarui data dan pantauan publik sesuai kebutuhan."

Lalu lintas tinggi sedang berlangsung di lima bandara AS: San Francisco, Atlanta Hartsfield-Jackson, John F. Kennedy New York, LAX Los Angeles dan O'Hare Chicago. Lebih dari 2.000 penumpang masuk dengan sekitar 200 penerbangan sebaliknya juga  terjadi pada hari yang lalu, kata pihak berwenang setempat.

Baca Juga: China perluas karantina raksasa ke 13 kota dengan 41 juta penduduk

Para ahli mengatakan setiap negara menghadapi tantangan sosial, politik dan logisnya sendiri dalam memerangi pandemi, meskipun mereka menekankan bahwa ini masih awal.

AS memiliki kesiapan dan rencana implementasi yang relatif baik untuk penyakit menular. Seperti di banyak negara, rencana seperti itu secara signifikan diperkuat setelah penyebaran sindrom pernafasan akut (Sars) parah dari China dimulai pada tahun 2002.

Pihak berwenang AS menanggapi dengan cepat virus korona saat ini, dengan pemantauan kasus yang dicurigai, dibantu oleh fakta bahwa pasien pertama di negara bagian Washington melaporkan dirinya secara sukarela daripada mengabaikannya dan berpotensi menyebarkan penyakit.

Baca Juga: WHO: Kasus virus corona kemungkinan bakal terus bertambah

Dalam beberapa dekade terakhir, pertumbuhan media sosial juga membantu meningkatkan kesadaran publik.
“Orang-orang lebih sadar akan coronavirus daripada Sars. Tapi itu pedang bermata dua," kata Dr Courtney Gidengil, pakar penyakit menular dari kantor think tank RAND di Boston.

"Anda harus menyeimbangkan menjaga keamanan publik versus menciptakan epidemi ketakutan," katanya. "Kamu tidak ingin semua orang menjadi takut."

Tantangan tambahan untuk AS dan negara-negara belahan bumi utara lainnya adalah bahwa virus ini muncul selama musim flu saat musim dingin yang sangat buruk dan banyak gejala, seperti pilek dan demam.

Hal itu menggarisbawahi pentingnya vaksinasi flu biasa. Meskipun tidak ada hubungan yang diketahui antara flu dan coronavirus, laporan yang lebih sedikit mengenai flu biasa akan membuat kamar di rumah sakit banyak yang tersedia. Pun demikian dengan  staf dan sumber daya lainnya jika hal terburuk terjadi dan virus baru menyebar dengan cepat dan menjadi lebih ganas.

Baca Juga: Cegah virus corona, Beijing tutup Tembok Raksasa China mulai besok

Gidengil mengatakan bahwa vaksin apa pun untuk melawan virus corona akan memakan waktu setidaknya tiga bulan. Ada peluang bagus risiko langsung akan berakhir pada saat itu.

Rincian awal dari sekuensing genetik coronavirus telah memungkinkan para ahli di seluruh dunia untuk mulai menganalisis karakteristiknya dan bekerja pada protokol skrining dan vaksin, kata Dr Ron Waldman, seorang profesor kesehatan global di George Washington University.

Meningkatnya jumlah wabah menular yang mengkhawatirkan dalam beberapa dekade terakhir, banyak di luar China, sebagian mencerminkan peningkatan perjalanan global dan peningkatan urbanisasi, yang cenderung mempercepat transmisi.

Baca Juga: Waspada virus corona, ini perintah Jokowi ke Menkes Terawan

"Juga faktor dalam kasus China adalah pertumbuhan ekonomi yang cepat di negara itu," kata Waldman. 

Meningkatnya pendapatan telah mendongkrak permintaan akan protein hewani, yang mengarah ke lebih banyak permintaan pasar hewan hidup yang tampaknya terkait dengan asal dan penularan virus.

Tetapi China tidak sendirian. Epidemi flu babi 2009 berasal dari Meksiko, sindrom pernapasan Timur Tengah (Mers) dilacak ke Arab Saudi dan Ebola sebagian besar terkonsentrasi di Afrika, para pakar mencatat.

Baca Juga: Virus corona membuat 70.000 bioskop di China tutup saat Imlek

Waldman mengatakan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia minggu ini untuk tidak menetapkan virus korona sebagai keadaan darurat global, setidaknya untuk saat ini, menunjukkan bahwa sistem WHO perlu memungkinkan gradasi antara keadaan darurat dan tidak ada keadaan darurat.

Beberapa orang mempertanyakan efektivitas dari keputusan Beijing untuk memagari Wuhan dan komunitas tetangga.

"Gagasan karantina kembali ke Abad Pertengahan, dan itu tidak pernah sangat efektif," kata Waldman.

Baca Juga: Ada tiga pasien diduga terinfeksi virus corona di Bali, 2 diantaranya anak-anak

Bisa dibilang lebih efektif adalah tindakan seperti memakai topeng, memastikan bahwa orang sering mencuci tangan dan membatasi pertemuan besar, jika ini menjadi pandemi serius, yang sejauh ini tidak terjadi.

"Anda harus menghadapinya bukan hanya sebagai masalah kesehatan. Tetapi benar-benar sebagai masalah masyarakat secara keseluruhan," tambah Waldman kepada South China Morning Post.

Baca Juga: Arab Saudi bantah ada kasus virus corona di negaranya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×