kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Vladimir Putin Titahkan Pemerintah untuk Stabilkan Harga BBM Ritel


Kamis, 28 September 2023 / 06:29 WIB
Vladimir Putin Titahkan Pemerintah untuk Stabilkan Harga BBM Ritel
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin menitahkan pemerintahannya untuk memastikan harga bahan bakar eceran stabil. Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Rabu (27/9/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin menitahkan pemerintahannya untuk memastikan harga bahan bakar eceran stabil. Dia juga mendesak langkah-langkah tambahan untuk menyeimbangkan pasar domestik menyusul diberlakukannya larangan ekspor bensin dan solar.

Mengutip Reuters, Putin mengatakan kepada kabinet bahwa mereka perlu bertindak cepat dan meninjau pajak industri minyak adalah sebuah pilihan.

Mengingatkan saja, Rusia memberlakukan larangan sementara ekspor bensin dan solar ke semua negara di luar empat negara bekas Uni Soviet dengan tujuan untuk membendung kenaikan harga bahan bakar dalam negeri.

Hal ini berdampak terhadap pasokan produk minyak olahan, sehingga mendorong harga minyak global ke level tertinggi sejak November lalu.

Harga bahan bakar domestik Rusia awalnya turun di bursa komoditas lokal. Akan tetapi harganya mulai naik lagi setelah pelonggaran pembatasan diumumkan pada akhir pekan.

“Langkah-langkah telah diambil, namun harga naik… Konsumen memerlukan hasil,” kata Putin. “Saya meminta Anda untuk bereaksi terhadap kejadian tersebut dengan lebih cepat.”

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bisa Tembus Level US$ 100 per Barel pada Akhir 2023, Ini Alasannya

Kremlin mengatakan larangan ekspor akan tetap berlaku selama hal tersebut diperlukan untuk menstabilkan pasar domestik.

Para analis memperkirakan, pembatasan ini akan berlangsung selama beberapa minggu selama masa panen, sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar.

Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan kepada Putin bahwa pemerintah telah mempertimbangkan kebijakan tambahan.

Dia mengatakan bahwa ada usulan untuk membatasi ekspor bahan bakar “abu-abu”, atau pembelian produk minyak yang awalnya ditujukan untuk keperluan domestik dan malah diekspor dengan harga lebih tinggi, serta menaikkan bea ekspor bahan bakar menjadi 50.000 rubel (US$ 518,24) per ton dari 20.000 rubel untuk pengecer, atau sepenuhnya melarang mereka mengekspor.

Pemerintah juga mempertimbangkan kembali pemotongan untuk mengurangi pembayaran, atau subsidi kepada kilang minyak, yang dimulai bulan ini, katanya.

Rusia mengalami kekurangan bensin dan solar dalam beberapa bulan terakhir. Harga bahan bakar grosir melonjak, meskipun harga eceran dibatasi untuk menjaga agar tetap sejalan dengan tingkat inflasi resmi.

Baca Juga: Kremlin: AS dan Inggris Terlibat dalam Aksi Teror di Nord Stream dengan Cara Tertentu

Para pedagang mengatakan pasar bahan bakar di Rusia, salah satu produsen minyak terbesar di dunia, telah terpukul oleh berbagai faktor termasuk pemeliharaan kilang minyak, kemacetan di jalur kereta api dan lemahnya nilai tukar rubel.

Kekurangan pasokan ini sangat merugikan di beberapa wilayah pertanian di Rusia selatan. Jika kondisi ini memburuk, hal tersebut akan menyulitkan Kremlin karena pemilihan presiden akan segera dilaksanakan pada bulan Maret.




TERBARU

[X]
×