Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Seorang pejabat kesehatan China mengatakan, wabah COVID-19 terbaru di China berkembang pesat. Pihak berwenang menuntut kewaspadaan tinggi di pelabuhan masuk di tengah meningkatnya infeksi di kota perbatasan timur laut yang disebabkan oleh virus yang datang dari luar negeri.
Melansir Reuters, data Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menunjukkan, sekitar 377 kasus yang ditularkan di dalam negeri dengan gejala yang dikonfirmasi dilaporkan dari 17-29 Oktober. China telah menangani serangkaian wabah tahun ini setelah berhasil menahan penyebaran nasional pada awal 2020.
Jumlahnya tetap kecil dibandingkan dengan cluster di luar negeri. Namun, saat seluruh dunia mencari cara untuk hidup berdampingan dengan COVID-19, China telah mempertahankan toleransi nolnya, mendesak kewaspadaan di sekitar daerah perbatasan dan pelabuhan untuk mencegah pelancong masuk yang terinfeksi menyebarkan virus ke penduduk setempat.
"Dalam 14 hari terakhir, 14 wilayah provinsi telah melaporkan kasus baru yang ditularkan secara lokal atau pembawa tanpa gejala," kata juru bicara NHC Mi Feng pada hari Sabtu.
Baca Juga: Dilecut kasus impor, kasus corona di China kembali meningkat pesat
"Wabah masih berkembang pesat, dan situasi pengendalian virus parah dan rumit," tambahnya.
Heihe, sebuah kota kecil di timur laut berpenduduk 1,3 juta orang yang terletak di sisi sungai Amur China di perbatasan dengan Rusia, melaporkan 26 kasus lokal pada 29 Oktober, meningkat tajam dari sembilan kasus pada 28 Oktober dan hanya satu kasus pada 27 Oktober.
"Wabah ini telah mengekspos kelemahan pikiran di antara beberapa otoritas lokal," kata Wu Liangyou, pejabat NHC lainnya.
China, terutama pelabuhan masuk, harus memperkuat skrining tes orang-orang dengan risiko infeksi tinggi dan meningkatkan pemantauan potensi peningkatan, karena virus masih menyebar di negara-negara sekitarnya, kata Wu dalam jumpa pers.
Baca Juga: Intelijen AS mengungkap asal-usul Covid-19 mungkin tidak akan pernah diketahui
Survei dan hasil sekuensing virus menunjukkan klaster di Heihe tidak terkait dengan wabah yang sedang berlangsung yang terutama melanda bagian barat laut China. Menurut Wu, hal ini menunjukkan bahwa ada sumber virus baru yang dibawa dari luar negeri.
Banyak infeksi lokal yang ditemukan di bagian utara dan barat laut China sejak 17 Oktober dapat ditelusuri kembali ke sumber virus yang dibawa dari luar negeri, kata NHC pekan lalu.
Kota-kota perbatasan China, banyak dengan sumber daya yang relatif sedikit, cenderung mengalami gangguan yang lebih parah daripada kota-kota kaya di tengah wabah.
Kota kecil Ruili di barat daya yang berbatasan dengan Myanmar telah melihat bisnis perdagangan perhiasannya yang dulu kuat, terpukul oleh beberapa tindakan virus terberat di China karena wabah yang berulang.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping akan berpartisipasi dalam KTT G20 melalui tautan video
Di kota-kota besar, para pejabat telah berjanji melakukan pembatasan virus yang ketat untuk acara-acara internasional utama demi meminimalkan risiko virus impor.
Menurut laporan televisi pemerintah, untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dengan aman pada bulan Februari, atlet dan staf China yang mendukung acara tersebut harus menerima suntikan vaksin, sementara booster direkomendasikan untuk atlet asing tetapi tidak wajib.
Wu juga bilang, China menargetkan untuk menyelesaikan vaksinasi anak-anak berusia tiga hingga 11 tahun pada akhir Desember. Namun program itu tidak memasukkan mereka yang memiliki kondisi medis yang dapat membuat suntikan COVID-19 berbahaya.
Saat ini, China telah memvaksinasi sekitar 75,8% dari 1,4 miliar penduduknya, dan memberikan suntikan booster kepada orang dewasa yang memenuhi syarat.