Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang ingin Presiden Donald Trump dimakzulkan terus meningkat. Menurut jejak pendapat Reuters, selama sepekan terakhir warga yang percaya Trump perlu dimakzulkan meningkat hingga 8%.
Hal ini bergulir setelah orang nomor satu AS ini ketahuan menekan Ukraina agar mau menyelidiki pesaing politik terberatnya, Joe Biden.
Baca Juga: Korea Utara dan AS sepakat gelar pembicaraan pada 5 Oktober nanti
Dilansir dari Reuters, Selasa (1/10), jejak pendapat yang dilakukan sejak 26-30 September 2010 ini menunjukkan bahwa sebanyak 45% orang dewasa percaya Trump harus dimakzulkan dibandingkan jejak pendapat sebelumnya masih di posisi 37%. Sedangkan 41% masih ingin mempertahankan Trump dan sebanyak 15% mengaku tidak tahu-menahu.
Sementara dari partai Demokrat, 74% responden menegaskan Trump harus dimakzulkan atau naik 8 poin selama seminggu terakhir, sedangkan 13% dari Partai Republik juga mendukung pemakzulan, naik 3 poin. Namun hal ini tidak mengubah suara golongan independen di angka 37%.
Temuan beberapa jejak pendapat baru-baru ini mencerminkan dukungan politik meningkat, khususnya terkait penyelidikan Trump pasca menekan Ukraina. Publik Amerika semakin terfokus alasan kenapa Trump menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Juli lalu secara diam-diam.
Dewan Perwakilan Rakyat AS menginisiasi penyelidikan pemakzulan terhadap Trump pekan lalu setelah Trump ketahuan memanfaatkan bantuan AS senilai US$ 400 juta ke Ukraina untuk melobi Zelenskiy agar mau terlibat pada penyelidikan Joe Biden, yang merupakan mantan wakil presiden AS sekaligus calon presiden terkuat dari Partai Demokrat.
Baca Juga: China menampilkan rudal baru yang menakutkan untuk melawan AS
Sebanyak 2.200 orang dewasa AS yang mengikuti polling, menunjukkan bahwa 34% mengetahui info skandal Trump dengan Ukraina minggu ini, atau sekitar dua kali jumlah orang yang telah memperhatikan dengan seksama dibandingkan minggu lalu. Sedangkan 30% lainnya mengatakan mereka telah mengetahui beberapa detil terkait skandal tersebut.
Ketika ditanya apa yang mereka pikirkan tentang berita itu, 43% mengatakan Presiden Trump berusaha untuk mencoreng nama Joe Biden menjelang kampanye presiden tahun 2020. Jumlah tersebut naik 4 poin dari minggu lalu.
Hal ini juga menunjukkan bahwa 66% orang dewasa Amerika menginginkan setiap pejabat harus melepaskan jabatannya ketika bekerja sama dengan pemerintah asing untuk menyerang lawan politiknya. Komentar itu termasuk 46% dari Partai Republik, 88% dari Demokrat dan sekitar dua pertiga dari golongan independen.
Walaupun 45% responden ingin Trump dimakzulkan, tetapi masih banyak yang tidak percaya terhadap tuduhan tersebut atau belum mau menyimpulkan bahwa Trump bekerja sama dengan Ukraina untuk menjatuhkan Joe Biden.
Baca Juga: Batalkan rencana IPO, karyawan WeWork terancam kena PHK
Opini publik dapat terus bergeser karena lebih banyak informasi terungkap. Tetapi ilmuwan politik Universitas Michigan Nicholas Valentino mengatakan bahwa dukungan untuk pemakzulan Trump harus diimbangi kecuali para pemimpin Republik bergabung dengan Demokrat untuk secara terbuka mengkritik presiden.
"Orang-orang bukan sarjana konstitusional. Mereka mempercayai pejabat terpilih di pihak mereka mengetahui aturan politik. Ketika itu anggota partai mereka sendiri mengatakan bahwa seseorang telah melanggar aturan, saat itulah opini publik seakan-akan benar berubah,” pungkasnya.