Sumber: Money Wise | Editor: Noverius Laoli
Investasi Kedua: Properti Komersial
Investasi kedua muncul setelah pecahnya gelembung di sektor properti komersial. Pada tahun 1993, Buffett menemukan properti ritel di New York yang dijual oleh Resolution Trust Corporation (RTC). Ia mencatat bahwa hasil tanpa utang dari properti tersebut mencapai sekitar 10%.
Buffett juga mencermati peluang besar dengan menyadari bahwa penyewa terbesar membayar sewa hanya US$ 5 per kaki persegi, sementara penyewa lainnya rata-rata membayar US$ 70.
Dengan analisis ini, Buffett bersama sekelompok kecil investor memutuskan untuk membeli properti tersebut, yang ternyata membuahkan hasil. “Distribusi tahunan kini melebihi 35% dari investasi ekuitas awal kami,” tulisnya.
Baca Juga: Warren Buffett Baru Akan Melirik Sebuah Saham Jika Memenuhi 2 Kriteria Ini, Apa Saja?
Meskipun investasi Buffett di properti ritel New York memberikan imbal hasil yang luar biasa, peluang serupa mungkin tidak mudah diakses oleh investor rata-rata.
Alternatif Residensial
Sementara properti komersial menawarkan imbal hasil substansial, investasi di sektor ini sering kali memerlukan modal besar.
Untuk alternatif yang lebih mudah diakses, investor dapat membeli saham rumah liburan dan sewa lainnya melalui Arrived. Didukung oleh investor ternama seperti Jeff Bezos, Arrived menawarkan platform mudah digunakan dengan pilihan rumah yang telah dievaluasi.
Baca Juga: Trik Warren Buffett Membangun Kekayaan dari Pasar Saham
Buffett mengingatkan bahwa, meskipun ia optimis tentang masa depan kedua investasi ini, ia melakukan analisis mendalam setelah gelembung pecah. Ia menekankan pentingnya merasa nyaman membuat estimasi kasar tentang pendapatan masa depan aset sebelum berinvestasi.