Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor legendaris Warren Buffett kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan rencana pensiun dari jabatannya sebagai CEO Berkshire Hathaway Inc.
Pengumuman ini mendorong para pengamat untuk meninjau kembali rekam jejak impresifnya selama lebih dari enam dekade memimpin perusahaan tersebut.
Di bawah kepemimpinannya, saham Berkshire Hathaway meningkat lebih dari 5.500% sejak 1965, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan hampir 20%.
Baca Juga: Ogah Lirik Bitcoin, Warren Buffett Lebih Pilih 2 Aset Ini
Pada usianya yang ke-94, Buffett tetap menunjukkan kapasitasnya sebagai investor ulung. Hingga saat ini, saham Berkshire tercatat naik 14% sepanjang tahun, mengungguli indeks S&P 500 yang justru turun 4%.
Salah satu kunci keberhasilan Buffett adalah preferensinya terhadap investasi ekuitas. Meskipun pernah berinvestasi pada obligasi, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan Berkshire berasal dari portofolio sahamnya.
Beberapa saham andalan Buffett antara lain Apple Inc., Coca-Cola Co., dan American Express Inc.
Dalam rapat pemegang saham tahunan Berkshire tahun 2025, Buffett menjelaskan mengapa dirinya lebih memilih saham dibandingkan properti.
Baca Juga: Warren Buffett Hanya Mau Beli Saham yang Benar-Benar Memenuhi Kriteria Ini
Ia menyebutkan bahwa transaksi properti cenderung lebih kompleks, membutuhkan lebih banyak waktu, dan melibatkan banyak pihak. Menurutnya, saat properti bermasalah, investor kerap harus berurusan dengan lebih dari sekadar pemegang ekuitas.
Meski begitu, Buffett tidak menampik bahwa properti bisa menjadi investasi yang menarik jika diperoleh dengan harga yang tepat.
Ia juga menyebut almarhum rekannya, Charlie Munger, yang aktif dalam investasi properti dan bahkan meraih satu juta dolar pertamanya dari sektor tersebut. Buffett menyebut Munger memainkan "permainan yang menarik baginya".
Buffett menegaskan pentingnya berinvestasi pada bidang yang dipahami dan dinikmati. Ia memilih saham karena sifatnya yang lebih sederhana dan efisien dalam pengelolaan.
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap 2 Investasi Terbaik untuk Kalahkan Inflasi
Menurut data Vanguard Index Chart 2024, saham Australia mencatat rata-rata pertumbuhan 9,1% dalam 30 tahun terakhir.
Sementara itu, pasar properti tumbuh rata-rata 7,8% dalam periode yang sama. Kedua aset tersebut secara signifikan mengungguli instrumen tunai yang hanya mencatatkan rata-rata laba 4,2% sejak 1994.
Meski Buffett telah mencetak kesuksesan besar melalui saham, keputusan investasi tetap bergantung pada preferensi, pemahaman, dan kenyamanan masing-masing investor.