kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

WHO: Bersiap untuk Reformasi, Pandemi Berikutnya Pasti akan Datang


Selasa, 23 Mei 2023 / 16:47 WIB
WHO: Bersiap untuk Reformasi, Pandemi Berikutnya Pasti akan Datang
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers di Jenewa Swiss 3 Juli 2020. Fabrice Coffrini/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada hari Senin (22/5) mengajak semua negara untuk merancang upaya reformasi sebagai bentuk persiapan menghadapi ancaman pandemi baru di masa mendatang.

"Kita tidak bisa membiarkan masalah ini. Pandemi berikutnya pasti akan terjadi, jika bukan kita yang melakukan perubahan yang harus dilakukan, lalu siapa lagi? Dan jika kita tidak membuatnya sekarang, kapan lagi?," kata Tedros pada Majelis Kesehatan Dunia tahunan di Jenewa, dikutip Reuters.

Baca Juga: Peringatan WHO: Jangan Konsumsi Gula Buatan Jika Ingin Turunkan Berat Badan

Majelis tahun ini digelar selama 10 hari dan bertepatan dengan peringatan 75 tahun WHO. Pertemuan tahun ini juga secara khusus difokuskan untuk mengatasi tantangan kesehatan global termasuk pandemi di masa depan, memberantas polio, serta mendukung langkah-langkah untuk meringankan darurat kesehatan Ukraina yang dipicu oleh invasi Rusia.

Para anggota WHO, yang berjumlah 194 negara, saat ini sedang berusaha menyusun perjanjian pandemi yang diharapkan bisa diadopsi pada majelis tahun depan.

"Komitmen dari generasi ini sangat penting, karena generasi inilah yang mengalami betapa mengerikannya sebuah virus kecil," lanjut Tedros.

Baca Juga: Ini Alasan WHO Cabut Mpox dari Status Darurat Kesehatan Global

Pada pertemuan ini pula, negara-negara menyetujui anggaran sebesar US$6,83 miliar untuk periode 2024-2025. Keputusan ini akan menguji bagaimana komitmen negara untuk memperbaiki model pendanaan WHO yang dipandang terlalu kecil dan terlalu bergantung pada dinamika donor.

Anggaran itu mencakup kenaikan sumbangan wajib negara anggota sebesar 20% yang jumlahnya telah disepakati tahun lalu. Kesepakatan ini merupakan hasil dari komitmen reformasi termasuk kebijakan anggaran, tata kelola dan keuangan.

Negara-negara Amerika Tengah dan Selatan secara khusus meminta WHO untuk mengatasi kekurangan dana kronis di wilayah mereka.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×