kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO cemas, angka kematian corona global bisa berlipat ganda menjadi 2 juta!


Sabtu, 26 September 2020 / 15:29 WIB
WHO cemas, angka kematian corona global bisa berlipat ganda menjadi 2 juta!


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA.  Mike Ryan, kepala program darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, angka kematian global akibat Covid-19 dapat berlipat ganda menjadi 2 juta sebelum vaksin berhasil digunakan secara luas. Dia juga bilang, angka kematian bahkan bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama untuk mengekang pandemi.

"Kecuali jika kita melakukan semuanya, (2 juta kematian) ... tidak hanya bisa dibayangkan, tapi sayangnya sangat mungkin terjadi," kata Ryan, dalam sebuah pengarahan pada Jumat (25/9/2020).

Sejak virus corona ditemukan di China akhir tahun lalu, jumlah kematian akibat virus ganas ini sudah mendekati angka 1 juta.

Melansir Reuters, Ryan mengatakan, orang muda tidak boleh disalahkan atas peningkatan infeksi baru-baru ini meskipun ada kekhawatiran bahwa mereka mendorong penyebarannya setelah pembatasan dan penguncian dilonggarkan di seluruh dunia.

Baca Juga: Prihatin! Angka kematian Covid-19 di Indonesia tembus 10.000

“Saya sangat berharap kita tidak ikut campur: itu semua karena masa mudanya. Hal terakhir yang dibutuhkan orang muda adalah orang tua yang mengoceh dan mengibas-ngibaskan jari,” kata Ryan.

Sebaliknya, pertemuan di dalam ruangan oleh masyarakat dari segala usia mendorong penyebaran epidemi.

Program COVAX

Saat ini, WHO masih melanjutkan pembicaraan dengan China tentang kemungkinan keterlibatannya dalam skema pembiayaan COVAX yang dirancang untuk menjamin akses yang cepat dan adil vaksin Covid-19 secara global, seminggu setelah tenggat waktu penyerahan telah berlalu.

Baca Juga: Rusia akan pasok obat Covid-19 Avifair ke 17 negara

"Kami sedang berdiskusi dengan China tentang peran yang mungkin mereka mainkan saat kami maju," kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO dan kepala program ACT-Accelerator untuk mendukung vaksin, perawatan, dan diagnostik melawan COVID-19, seperti yang dilansir Reuters.

Dia membenarkan bahwa Taiwan telah mendaftar diri pada program tersebut, meski bukan anggota WHO, sehingga total menjadi 159 peserta. Sekitar 34 negara masih belum memutuskan.

Baca Juga: Anggota keluarga positif corona, ini cara mencegah penularan Covid-19 di rumah

Aylward mengatakan, pembicaraan dengan China juga mencakup diskusi tentang ekonomi terbesar kedua di dunia yang berpotensi memasok vaksin ke skema tersebut.

Sementara itu, menurut asisten direktur jenderal WHO, Mariangela Simao, Badan PBB menerbitkan rancangan kriteria penilaian penggunaan darurat vaksin Covid-19 untuk membantu memandu pembuat obat saat uji coba vaksin mencapai tahap lanjutan pada Jumat. 

Dokumen tersebut akan tersedia untuk tanggapan publik hingga 8 Oktober, katanya.

Selanjutnya: Harus makin waspada, berikut 15 gejala virus corona menurut WHO




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×