kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

WHO keluarkan peringatan terbaru soal Covid-19, apa itu?


Rabu, 10 Maret 2021 / 07:03 WIB
WHO keluarkan peringatan terbaru soal Covid-19, apa itu?
ILUSTRASI. (WHO) telah mengeluarkan peringatan mengerikan. Peringatan tersebut dirilis seiring kasus virus corona melonjak untuk pertama kalinya dalam enam minggu di Eropa. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan mengerikan. Peringatan tersebut dirilis seiring kasus virus corona melonjak untuk pertama kalinya dalam enam minggu di Eropa.

Melansir Express.co.uk, data WHO menunjukkan, lebih dari satu juta kasus baru virus corona tercatat di 51 negara di kawasan Eropa pada pekan lalu. Angka tersebut naik 9% dari minggu sebelumnya.

Menurut Dr Hans Kluge, direktur WHO Eropa, sistem kesehatan Eropa seharusnya tidak berada dalam situasi ini.

"Ketegangan berlanjut di rumah sakit dan petugas kesehatan dipenuhi dengan tindakan solidaritas medis antara tetangga Eropa. Meskipun demikian, lebih dari setahun setelah pandemi, sistem kesehatan kita seharusnya tidak berada dalam situasi ini," jelas Dr Kluge.

Baca Juga: Ini alasan WHO tidak sarankan paspor vaksin untuk perjalanan internasional

WHO juga mendesak negara-negara Eropa untuk kembali ke dasar, yakni dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap varian virus mematikan tersebut.

Organisasi tersebut mengungkapkan varian virus Inggris telah dilaporkan di 43 negara di kawasan itu.

Adapun virus varian Afrika Selatan dan Brasil juga telah tercatat di 26 dan 15 negara masing-masing.

Baca Juga: Rumor hangat, WHO dikabarkan akan batalkan laporan tentang asal usul Covid-19

Dr Kluge mengatakan kepada wartawan pekan lalu bagaimana 45 dari 51 negara di kawasan itu telah memulai vaksinasi.

"1,9% populasi di 40 negara dan 24,5% petugas kesehatan di 20 negara, telah menerima rangkaian vaksinasi lengkap mereka untuk melawan COVID-19," jelasnya seperti yang dikutip Express.co.uk.

Direktur WHO menambahkan bagaimana pandemi telah menyoroti struktur ketidaksetaraan gender.

Dia membenarkan bagaimana ada lebih banyak kasus pada wanita, yang lebih mungkin bekerja di profesi perawatan kesehatan.

"Lima minggu lalu, dari 1,3 juta petugas kesehatan yang telah terinfeksi Covid-19, 68% adalah perempuan," kata Dr Kluge.

Baca Juga: 25 Gejala virus corona menurut WHO, dari yang paling umum hingga baru

Dia juga meminta perempuan untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan lokal, regional dan nasional tentang pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Minggu lalu, Dr Mike Ryan, direktur program kedaruratan WHO, mengeluarkan peringatan bahwa pandemi tidak akan berakhir sebelum akhir tahun.

Kepala WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga menyerukan solidaritas vaksin yang lebih besar.

"Sangat disesalkan bahwa beberapa negara terus memprioritaskan vaksinasi yang lebih muda, orang dewasa yang lebih sehat dan berisiko lebih rendah terkena penyakit di populasi mereka sendiri di atas petugas kesehatan dan orang tua di tempat lain," kata Tedros.

Hingga saat ini, terdapat lebih dari 100.000.000 kasus di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mencapai 2.601.527.

Pada akhir musim panas, Uni Eropa, Inggris, dan AS berencana untuk memvaksinasi sebagian besar populasi orang dewasa mereka.

Selanjutnya: 300 Juta orang di seluruh dunia sudah divaksinasi virus corona, Amerika terbanyak



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×