kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Lebih dari Satu Miliar Orang di Dunia Mengalami Obesitas


Jumat, 01 Maret 2024 / 10:35 WIB
WHO: Lebih dari Satu Miliar Orang di Dunia Mengalami Obesitas
ILUSTRASI. Ilustrasi?kesehatan/obesitas


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Penelitian terbaru Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa jumlah orang obesitas di dunia telah mencapai lebih dari satu miliar.

WHO menemukan bahwa obesitas lebih umum terjadi dibandingkan kekurangan berat badan di sebagian besar negara.

Kasus obesitas juga banyak ditemukan di negara berpendapatan rendah dan menengah yang sebelumnya berjuang melawan kekurangan gizi. Temuan terbaru WHO didasarkan pada data lebih dari 220 juta orang di lebih dari 190 negara. 

"Sejumlah besar orang hidup dengan obesitas. Meskipun angka obesitas tidak mengalami perubahan di banyak negara kaya, namun angka tersebut meningkat pesat di negara lain," kata Majid Ezzati, penulis senior makalah yang diterbitkan di The Lancet pada Kamis (29/2) sekaligus profesor di Imperial College London, dikutip Reuters.

Baca Juga: Penuh Emosional, Pimpinan WHO Menggambarkan Kondisi Gaza yang Sangat Buruk

Dalam sebuah konferensi pers, Francesco Branca, kepala nutrisi WHO, mengatakan bahwa saat ini obesitas bukan lagi masalah orang kaya.

Laporan WHO menunjukkan, tingkat obesitas pada orang dewasa meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 hingga 2022, dengan lebih dari empat kali lipat terjadi pada anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 19 tahun.

Dalam periode yang sama, proporsi anak perempuan, laki-laki dan orang dewasa yang dianggap kekurangan berat badan masing-masing turun sebesar seperlima, sepertiga, dan setengahnya.

Berat badan yang terlalu rendah dapat berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak, dan yang paling parah, kondisi ini dapat menyebabkan orang meninggal karena kelaparan.

Baca Juga: Putin: Rusia Hampir Selesai Ciptakan Vaksin Kanker

Sementara itu, obesitas juga berisiko mengalami kematian dini dan kecacatan. Obesitas juga berkaitan dengan timbulnya diabetes dini, penyakit jantung dan ginjal, serta sejumlah kondisi kesehatan serius lainnya.

Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, tingkat obesitas kini lebih tinggi dibandingkan di banyak negara berpendapatan tinggi, khususnya di Eropa. Di beberapa negara Eropa seperti Spanyol, ada indikasi tingkat obesitas mulai menurun atau setidaknya stagnan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa perlu ada kebijakan khusus untuk mencegah obesitas, termasuk pemberian pajak pada produk-produk tinggi gula dan mempromosikan makanan sehat di sekolah.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×