kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.930   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.291   -23,37   -0,32%
  • KOMPAS100 1.117   -4,54   -0,41%
  • LQ45 885   -6,84   -0,77%
  • ISSI 224   0,62   0,28%
  • IDX30 454   -4,21   -0,92%
  • IDXHIDIV20 548   -5,48   -0,99%
  • IDX80 128   -0,56   -0,44%
  • IDXV30 137   -0,32   -0,23%
  • IDXQ30 151   -1,66   -1,09%

WHO: Negara lain akan ikuti China yang merevisi data kematian akibat corona


Sabtu, 18 April 2020 / 15:32 WIB
WHO: Negara lain akan ikuti China yang merevisi data kematian akibat corona
ILUSTRASI. Pasien virus corona di Wuhan. Usai China revisi data kematian akibat corona, WHO prediksi negara lain akan melakukan hal yang sama. China Daily via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.


Sumber: AFP | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa banyak negara cenderung mengikuti China dalam merevisi jumlah kematian setelah mereka mulai bisa mengendalikan krisis akibat virus corona.

Dilansir dari AFP, otoritas Wuhan yang merupakan pusat Covid-19 pertama kali mengaku salah menghitung jumlah kematiannya dan secara tiba-tiba menaikkan jumlah kematian akibat corona hingga 50% menyusul meningkatnya keraguan dunia tentang transparansi China atas wabah tersebut.

Baca Juga: WHO tak yakin antibodi bisa melindungi diri dari infeksi ulang virus corona

WHO mengatakan Wuhan telah kewalahan oleh virus, dan pihak berwenang terlalu sibuk untuk memastikan setiap kematian dan infeksi dicatat dengan benar.

Pihak berwenang di Wuhan awalnya mencoba untuk menutupi wabah dan muncul pertanyaan tentang rekaman infeksi pemerintah ketika berulang kali mengubah kriteria penghitungan pada puncak krisis.

"Ini adalah sesuatu yang merupakan tantangan dalam wabah yang sedang berlangsung untuk mengidentifikasi semua kasus dan semua kematian," kata Maria van Kerkhove, Pimpinan Teknis Covid-19 WHO.

"Saya mengantisipasi bahwa banyak negara akan berada dalam situasi yang sama di mana mereka harus kembali meninjau catatan dan melihat untuk melihat apakah mereka telah mencatat data dengan benar," lanjut dia.

Baca Juga: Kasus baru melonjak, jumlah positif corona di Singapura salip Malaysia

Dia mengatakan pihak berwenang Wuhan sekarang telah memeriksa basis data mereka dan memeriksa silang perbedaannya.

Wuhan menambahkan 1.290 kematian, sehingga menambah total menjadi 3.869 kasus kematian. Selain itu kasus positif bertambah 325 kasus sehingga menjadikan jumlah infeksi menjadi 50.333 kasus.

Van Kerkhove mengatakan bahwa karena sistem perawatan kesehatan Wuhan terlalu sibuk, beberapa pasien meninggal di rumah dan yang lain berada di fasilitas darurat.

Selain itu, dengan staf medis yang berfokus pada perawatan pasien, sehingga tidak mengerjakan dokumen dengan tepat waktu.

Baca Juga: Tambah 12 kasus, WNI positif corona di luar negeri jadi 406 orang

Michael Ryan, direktur kedaruratan WHO, menambahkan semua negara akan menghadapi hal serupa. Tetapi dia mendesak negara-negara untuk menghasilkan data yang akurat sedini mungkin.

"Karena itu dan memungkinkan kita untuk memproyeksikan ke depan dengan cara yang jauh lebih akurat," katanya.

Sejauh ini sudah lebih dari 2 juta orang telah terinfeksi Covid-19, sementara, menurut penghitungan oleh Johns Hopkins University, lebih dari 150.000 telah kehilangan nyawa mereka.

Baca Juga: Masih misteri, Trump: Banyak hal aneh terjadi seputar isu asal muasal virus corona



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×