Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (29/11) menyatakan, kemunculan varian Omicron yang sangat bermutasi menggarisbawahi betapa berbahaya dan gentingnya situasi pandemi Covid-19.
"Omicron menunjukkan mengapa dunia membutuhkan kesepakatan baru tentang pandemi: sistem kita saat ini menghalangi negara-negara untuk memperingatkan orang lain tentang ancaman yang pasti akan mendarat di pantai mereka," katanya.
Hanya, "Kami belum tahu, apakah Omicron dikaitkan dengan lebih banyak penularan, penyakit yang lebih parah, lebih banyak risiko infeksi ulang, atau lebih banyak risiko menghindari vaksin," ujar dia saat membuka World Health Assembly yang salinan pidatonya diterima Kontan.co.id.
Menurut Tedros, saat ini para ilmuwan di WHO dan seluruh dunia sedang bekerja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Baca Juga: Dari WHO, ini 8 hal yang perlu Anda ketahui tentang varian Omicron
"Kita seharusnya tidak membutuhkan wake-up call, kita semua harus waspada terhadap ancaman virus ini," tegasnya.
Tetapi, dia menyebutkan, kemunculan Omicron adalah pengingat lain bahwa meskipun banyak dari kita mungkin berpikir sudah selesai dengan pandemi Covid-19, itu sejatinya tidak selesai.
"Kita hidup melalui siklus kepanikan dan pengabaian. Keuntungan yang diperoleh dengan susah payah bisa hilang dalam sekejap," kata Tedros. "Oleh karena itu, tugas kita yang paling mendesak adalah mengakhiri pandemi ini".
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dalam saran teknis untuk 194 negara anggotanya, mendesak untuk mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi dan untuk "memastikan rencana mitigasi ada" untuk mempertahankan layanan kesehatan penting.
Baca Juga: Peringatan terbaru WHO: Risiko global terkait varian Omicron sangat tinggi