Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Perusahaan perkebunan Wilmar International Ltd yang berbasis di Singapura mengumumkan ekspansinya ke Myanmar. Untuk ekspansi kali ini, Wilmar bidik komoditas gula dengan melakukan joint venture dengan perusahaan gula Myanmar.
Untuk perusahaan patungan itu, Wilmar membuat kesepakatan dengan perusahaan Myanmar, bernama Great Wall Food Stuff Industry. Dalam kesepakatan itu, keduanya sepakat berbisnis gula mulai dari produksi sampai mendistribusikan ke pasar Asia Tenggara.
Dalam perusahaan patungan itu, Wilmar akan menjadi pemilik saham pengendali dengan kepemilikan saham 55%. Perlu diketahui, Wilmar sebelumnya lebih banyak berbisnis perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit. Namun, empat tahun belakangan ini, Wilmar tertarik dengan manisnya bisnis gula.
Bulan Februari lalu, Wilmar mengumumkan pembelian saham Shree Renuka Sugars, produsen gula terbesar India senilai US$ 145 juta. Untuk kesepakatan di Myanmar, perusahaan patungan akan mengendalikan pabrik dan perkebunan tebu milik Great Wall. Termasuk dua pabrik gula dengan kapasitas penggilingan total 4.000 metrik ton tebu per hari, dengan total kapasitas produksi dari 65.000 metrik ton gula per tahun.
Wilmar menyatakan, pendirian perusahaan baru itu belum memiliki dampak material atas kinerja pendapatan perseroannya tahun ini. Saat ini, perusahaan baru itu tersebut menunggu persetujuan regulator di Myanmar.