CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Wilmar terpikat manisnya bisnis gula di Myanmar


Senin, 14 April 2014 / 13:01 WIB
Wilmar terpikat manisnya bisnis gula di Myanmar
ILUSTRASI. Tema dan Logo Perigatan Hari Guru Nasional 2022 serta Kumpulan Twibbon HGN 2022.


Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri

SINGAPURA. Perusahaan perkebunan Wilmar International Ltd yang berbasis di Singapura mengumumkan ekspansinya ke Myanmar. Untuk ekspansi kali ini, Wilmar bidik komoditas gula dengan melakukan joint venture dengan perusahaan gula Myanmar.

Untuk perusahaan patungan itu, Wilmar membuat kesepakatan dengan perusahaan Myanmar, bernama Great Wall Food Stuff Industry. Dalam kesepakatan itu, keduanya sepakat berbisnis gula mulai dari produksi sampai mendistribusikan ke pasar Asia Tenggara.

Dalam perusahaan patungan itu, Wilmar akan menjadi pemilik saham pengendali dengan kepemilikan saham 55%. Perlu diketahui, Wilmar sebelumnya lebih banyak berbisnis perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit. Namun, empat tahun belakangan ini, Wilmar tertarik dengan manisnya bisnis gula.

Bulan Februari lalu, Wilmar mengumumkan pembelian saham Shree Renuka Sugars, produsen gula terbesar India senilai US$ 145 juta. Untuk kesepakatan di Myanmar, perusahaan patungan akan mengendalikan pabrik dan perkebunan tebu milik Great Wall. Termasuk dua pabrik gula dengan kapasitas penggilingan total 4.000 metrik ton tebu per hari, dengan total kapasitas produksi dari 65.000 metrik ton gula per tahun.

Wilmar menyatakan, pendirian perusahaan baru itu belum memiliki dampak material atas kinerja pendapatan perseroannya tahun ini. Saat ini, perusahaan baru itu tersebut menunggu persetujuan regulator di Myanmar.  



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×