kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Xi Jinping: Dunia menginginkan keadilan, bukan hegemoni


Selasa, 20 April 2021 / 11:28 WIB
Xi Jinping: Dunia menginginkan keadilan, bukan hegemoni
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping menghadiri peringatan Hari Nasional pada malam peringatan 71 tahun berdirinya Republik Rakyat China di Beijing, China 30 September 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BOAO. Presiden China, XI Jinping, mencoba menegaskan kembali pentingnya keadilan bagi seluruh umat manusia dalam pidatonya di Boao Forum for Asia hari Selasa (20/4).

Dalam kesempatan tersebut, seperti dikutip Reuters, Xi mengatakan bahwa sistem pemerintahan global harus dibuat lebih adil. Ia berharap aturan yang ditetapkan oleh satu negara atau beberapa negara tidak dapat diterapkan pada negara lain.

"Membangun penghalang dan mendorong pemisaan akan merugikan orang lain dan tidak menguntungkan siapa pun," kata Xi.

China telah sejak lama menginginkan reformasi pemerintahan global, di mana perspektif dan nilai dari banyak negara tercermin, bukan hanya beberapa negara besar saja.

Baca Juga: Serang balik China, Taiwan incar rudal jelajah jarak jauh yang diluncurkan dari udara

China yang saat ini bisa dibilang sebagai salah satu kekuatan besar global, telah berulang kali pula terlibat perselisihan dengan rivalnya, Amerika Serikat. Bagi China, AS dianggap terlalu sering ikut campur dalam masalah negara lain, mulai dari urusan ekonomi, pertahanan, hingga hak asasi manusia.

Beberapa tahun belakangan China merasa jadi korban dari upaya AS untuk memperluas hegemoninya. Perang dagang, sengketa Laut China Selatan, hingga kasus HAM di Xinjiang merupakan beberapa titik singgungan kedua negara.

Secara tegas Xi mengatakan bahwa dunia saat ini membutuhkan keadilan, bukan hegemoni dari satu atau beberapa negara berkuasa.

"Dunia menginginkan keadilan, bukan hegemoni. Sebuah negara besar harus terlihat seperti negara besar dengan menunjukkan bahwa ia memikul lebih banyak tanggung jawab," ungkap Xi, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: China beri warning ke AS dan Jepang: Jangan ganggu urusan dalam negeri China

Dilansir dari Xinhua, Xi juga mengatakan bahwa China tidak akan pernah mencari hegemoni, ekspansi, atau perluasan pengaruh, tidak peduli seberapa kuatnya mereka bertumbuh. Sejalan dengan itu, China juga tidak akan ikut serta dalam perlombaan senjata.

Pernyataan tegas Xi ini keluar setelah Presiden AS, Joe Biden, dan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, melakukan pertemuan tatap muka di Gedung Putih. Dalam pertemuan langsung pertama kedua pemimpin negara tersebut, China jadi salah satu agenda pembahasan terpenting.

Dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin prihatin tentang situasi hak asasi manusia di Hong Kong dan wilayah Xinjiang China. AS yakin China telah melakukan genosida terhadap Muslim Uighur. Tentunya, pernyataan tersebut dibantah dengan keras oleh China.

Selanjutnya: Beijing: Reunifikasi Taiwan dan China tak akan akan dihentikan oleh kekuatan apa pun



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×