kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Xi Jinping Gelar Parade Militer Terbesar, Didampingi Putin dan Kim Jong Un


Rabu, 03 September 2025 / 10:46 WIB
Xi Jinping Gelar Parade Militer Terbesar, Didampingi Putin dan Kim Jong Un
ILUSTRASI. Kendaraan militer yang membawa rudal balistik DF-26 melintas di depan Gerbang Tiananmen selama parade militer untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Beijing, Tiongkok, 3 September 2015. Presiden China Xi Jinping memperingatkan dunia tengah menghadapi pilihan antara perdamaian atau perang saat memimpin parade militer di Beijing.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping memperingatkan dunia tengah menghadapi pilihan antara perdamaian atau perang saat memimpin parade militer terbesar dalam sejarah negaranya di Beijing, Rabu (3/9/2025). 

Xi tampil didampingi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang menjadi tamu kehormatan.

Parade megah ini digelar untuk memperingati 80 tahun kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II. 

Acara tersebut sebagian besar diabaikan oleh pemimpin negara-negara Barat, yang menilai kehadiran Putin dan Kim—dua tokoh yang dianggap pariah di Barat akibat perang Ukraina dan program nuklir Korea Utara—sebagai simbol politis.

Baca Juga: Bagaimana Cara Kim Jong Un Mengunjungi China? Ini Alat Transportasinya

Dalam pidatonya di hadapan lebih dari 50.000 orang di Lapangan Tiananmen, Xi menekankan bahwa umat manusia dihadapkan pada pilihan penting: “perdamaian atau perang, dialog atau konfrontasi, menang bersama atau kalah bersama.” 

Ia menegaskan rakyat China “berdiri di sisi yang benar dalam sejarah.”

Setelah pidato, Xi menaiki mobil limusin terbuka untuk memeriksa pasukan serta peralatan militer mutakhir, termasuk rudal, tank, dan drone. 

Atraksi udara menampilkan helikopter dengan spanduk raksasa dan jet tempur yang terbang berformasi. Parade selama 70 menit itu ditutup dengan pelepasan 80.000 merpati perdamaian dan balon warna-warni.

Xi, mengenakan setelan bergaya Mao Zedong, menyambut lebih dari 20 pemimpin dunia di karpet merah. Presiden Indonesia Prabowo Subianto hadir secara mengejutkan meski tengah menghadapi protes di dalam negeri. Istri Xi, Peng Liyuan, menyapa sejumlah tamu dengan bahasa Inggris.

Baca Juga: Kim Jong Un Nyatakan Dukung Tanpa Syarat terhadap Rusia dalam Konflik Ukraina

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menulis di Truth Social bertepatan dengan dimulainya parade, menyoroti peran AS dalam membantu China lepas dari pendudukan Jepang. 

Namun dengan nada sinis ia menambahkan: “Sampaikan salam hangat saya untuk Vladimir Putin dan Kim Jong Un, saat Anda berkonspirasi melawan Amerika Serikat.” Meski begitu, Trump menyatakan tidak melihat parade itu sebagai tantangan langsung bagi AS dan menegaskan hubungannya dengan Xi tetap baik.

Visi Tatanan Global Baru

Xi menggambarkan Perang Dunia II sebagai titik balik penting dalam “kebangkitan besar bangsa China,” dari masa penghinaan akibat invasi Jepang hingga menjadi kekuatan ekonomi dan geopolitik. 

Awal pekan ini, Xi juga memaparkan visinya mengenai tatanan global baru dalam KTT keamanan regional, dengan menyerukan persatuan melawan “hegemoni dan politik kekuasaan,” sindiran terselubung terhadap AS.

“Xi percaya kini China berada di posisi pengemudi,” ujar Wen-Ti Sung, peneliti di Atlantic Council Global China Hub di Taiwan. “Ketidakpastian global lebih banyak disebabkan oleh kebijakan sepihak Trump ketimbang diplomasi keras China.”

Baca Juga: Kim Jong-un Resmikan Wonsan Kalma, Resor Pantai Mewah Terbaru Korea Utara

Pengamat menilai parade ini juga memberi sinyal potensi penguatan kerja sama pertahanan antara China, Rusia, dan Korea Utara. 

Hal itu menyusul perjanjian pertahanan Moskow-Pyongyang pada Juni 2024 dan kemungkinan persekutuan serupa antara Beijing dan Pyongyang. Perkembangan ini dinilai dapat mengubah keseimbangan militer di kawasan Asia-Pasifik.

Putin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menandatangani kesepakatan energi baru dengan China. Bagi Kim, ajang ini menjadi panggung untuk memperoleh dukungan tersirat bagi program senjata nuklirnya yang dilarang. 

Kim juga mencatat sejarah sebagai pemimpin Korea Utara pertama dalam 66 tahun yang menghadiri parade militer di China. Ia datang bersama putrinya, Ju Ae, yang diyakini intelijen Korea Selatan sebagai calon penerusnya, meski tidak terlihat di parade.

Modernisasi Militer di Balik Pembersihan Internal

Selama dua tahun terakhir, lebih dari selusin jenderal—termasuk yang dekat dengan Xi dicopot dalam pembersihan korupsi di tubuh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Baca Juga: Kenapa Kim Jong Un Lebih Suka Naik Kereta Daripada Pesawat? Ini Alasannya

“Parade ini memungkinkan Xi menyoroti kemajuan besar modernisasi persenjataan militer, sekaligus menutupi tantangan internal, terutama pembersihan pejabat tinggi yang masih berlangsung,” kata Jon Czin, analis kebijakan luar negeri di Brookings Institution, Amerika Serikat.

Persiapan parade dilakukan dengan sangat ketat. Jalan-jalan utama dan sekolah di Beijing ditutup, latihan dilakukan tengah malam, dan pengamanan diperketat selama berminggu-minggu. 

Pemerintah daerah di seluruh China mengerahkan puluhan ribu relawan dan anggota Partai Komunis untuk mengawasi potensi gangguan.

Selanjutnya: Daftar Promo Hari Pelanggan BCA 3-6 September, Kopi Kenangan - PHD Diskon sampai 50%

Menarik Dibaca: Daftar Promo Hari Pelanggan BCA 3-6 September, Kopi Kenangan - PHD Diskon sampai 50%




TERBARU

[X]
×