kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.282   37,00   0,23%
  • IDX 6.919   14,56   0,21%
  • KOMPAS100 1.006   3,72   0,37%
  • LQ45 765   2,54   0,33%
  • ISSI 229   1,14   0,50%
  • IDX30 393   -0,23   -0,06%
  • IDXHIDIV20 454   0,29   0,06%
  • IDX80 113   0,60   0,53%
  • IDXV30 114   0,47   0,41%
  • IDXQ30 127   0,15   0,12%

5 Kebiasaan Mengejutkan Kelas Menengah yang Tak Pernah Ditinggalkan Warren Buffett


Selasa, 08 Juli 2025 / 02:30 WIB
5 Kebiasaan Mengejutkan Kelas Menengah yang Tak Pernah Ditinggalkan Warren Buffett
ILUSTRASI. Yang membedakan Warren Buffett dengan miliarder lain adalah komitmennya yang teguh terhadap kebiasaan gaya hidup sederhana. REUTERS/Scott Morgan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, dengan kekayaan bersih melebihi US$ 145 miliar, adalah salah satu orang terkaya di dunia. 

Namun, yang membedakan Buffett dengan miliarder lain bukan hanya kehebatannya dalam berinvestasi saja. Komitmennya yang teguh terhadap kebiasaan gaya hidup sederhana membentuk karakternya jauh sebelum ia menjadi miliarder.

Di saat banyak orang kaya meninggalkan kehidupan sederhana mereka demi kemewahan, Buffett telah mempertahankan nilai-nilai dan praktik kelas menengah yang sama sepanjang perjalanannya yang luar biasa menuju kesuksesan finansial.

Ini bukan sekadar preferensi pribadi yang unik atau aksi publisitas. Kepatuhan Buffett terhadap kebiasaan kelas menengah mencerminkan filosofi yang lebih mendalam tentang uang, nilai, dan apa yang benar-benar penting. 

Pendekatannya menunjukkan bahwa membangun kekayaan tidak mengharuskan kita meninggalkan prinsip-prinsip yang mendasari kita dan bahwa kebiasaan yang bermanfaat bagi keluarga kelas menengah dapat terus bermanfaat bahkan bagi orang-orang yang sangat kaya.

Melansir New Trader U, berikut adalah lima kebiasaan kelas menengah yang mengejutkan yang tidak pernah ditinggalkan Warren Buffett, bahkan setelah dirinya menjadi miliarder:

Baca Juga: 10 Pelajaran dari Psikologi Kesuksesan Warren Buffett

1. Tinggal di Rumah Sederhana yang Sama Selama Lebih dari 60 Tahun

Mungkin tidak ada kebiasaan yang lebih menggambarkan komitmen Buffett terhadap nilai-nilai kelas menengah daripada pilihan perumahannya. 

Pada tahun 1958, Buffett membeli rumah sederhana di Omaha, Nebraska, seharga US$ 31.500 atau setara dengan sekitar US$ 285.000 dalam kondisi saat ini. 

Rumah seluas 6.570 kaki persegi dengan lima kamar tidur ini menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal. Rumah ini melambangkan penolakannya terhadap inflasi gaya hidup.

Saat ini, rumah tersebut diperkirakan bernilai sekitar US$ 1,3 juta, menjadikannya investasi yang bagus. Buffett menyebutnya sebagai "investasi terbaik ketiga yang pernah dia lakukan". 

Namun, keterikatannya pada properti jauh melampaui keuntungan finansial. Sementara miliarder lain mengoleksi rumah-rumah mewah di seluruh dunia, Buffett secara konsisten memilih untuk tinggal di lingkungan yang sama tempat ia tinggal selama lebih dari enam dekade.

Pendekatannya menawarkan pelajaran yang kuat bagi keluarga kelas menengah: tahan keinginan untuk meningkatkan perumahan hanya karena Anda mampu melakukannya. Uang yang dihemat dengan menghindari peningkatan perumahan yang tidak perlu dapat dialihkan ke investasi yang nilainya meningkat seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Cara Naik Kelas ala Warren Buffett, Kelas Menengah Bisa Melakukannya

2. Makan Sarapan Cepat Saji yang Sederhana dan Terjangkau

Meskipun memiliki akses ke restoran-restoran terbaik di dunia dan koki pribadi, Buffett mempertahankan kebiasaan makan yang sangat sederhana. 

Ia sering mampir ke McDonald's untuk sarapan, dengan hati-hati membatasi biaya makan paginya hingga US$ 3,17 atau kurang. Pendekatannya bervariasi tergantung pada kondisi pasar. 

Ketika merasa kurang sejahtera, ia memilih opsi dua roti sosis seharga US$ 2,61. Dan ketika pasar sedang turun, ia mungkin memilih opsi seharga US$ 2,95 daripada biskuit bacon, telur, dan keju seharga US$ 3,17.

Buffett telah menyatakan bahwa ia tidak menyukai makanan seharga US$ 100 seperti hamburger dari McDonald's, sebuah sentimen yang mengungkapkan preferensi tulusnya untuk kesenangan sederhana daripada pengalaman bersantap yang mahal. 

Kebiasaan ini, yang didokumentasikan dalam film dokumenter HBO tahun 2017 "Becoming Warren Buffett", menunjukkan bahwa kepuasan tidak selalu berkorelasi dengan harga makanan.

Pendekatan terhadap makanan ini menawarkan pelajaran berharga bagi keluarga kelas menengah yang berjuang dengan meningkatnya biaya makanan. Dengan memprioritaskan makanan yang terjangkau dan memuaskan daripada pilihan makan yang mahal, keluarga dapat secara signifikan mengurangi biaya makanan tanpa mengorbankan kenikmatan. 




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×