Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve Michelle Bowman menyatakan, staf bank sentral AS seharusnya diizinkan untuk memiliki sejumlah kecil aset kripto guna membantu mereka memahami teknologi di baliknya.
Melansir dari laman Cointelegraph, dalam pidatonya di sebuah acara blockchain di Wyoming pada Selasa (19/8/2025), Bowman mengatakan larangan penuh terhadap kepemilikan kripto bagi pegawai The Fed saat ini bisa menjadi hambatan dalam rekrutmen maupun pengembangan keahlian internal.
Baca Juga: Bitcoin Tergelincir di Bawah US$113.000, Apakah US$112.000 Jadi Titik Dasar Terakhir?
“Kita perlu mempertimbangkan untuk mengizinkan staf memiliki de minimus amounts kripto atau aset digital lain agar mereka bisa memahami cara kerja kepemilikan dan proses transfernya,” kata Bowman.
“Tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman langsung.”
Aturan Ketat Pasca-Skandal 2020
Saat ini, sebagian besar staf Fed dan pasangan mereka dilarang memiliki aset kripto maupun produk yang terfokus pada kripto, seperti ETF atau saham perusahaan kripto.
Aturan ini diperketat sejak 2022 setelah terungkap adanya transaksi mencurigakan oleh tiga pejabat senior pada 2020, ketika Fed mengambil langkah darurat untuk menyokong perekonomian di awal pandemi COVID-19.
Baca Juga: Trump Kembali Serang Powell, Sebut The Fed Rugikan Industri Perumahan AS
Bowman menilai pelonggaran aturan akan membantu The Fed menarik dan mempertahankan pemeriksa (examiners) dengan keahlian yang relevan, sekaligus memperkuat kapasitas regulator dalam menyusun kebijakan.
“Saya tentu tidak akan mempercayai seseorang mengajari saya ski jika ia bahkan belum pernah mengenakan ski, tak peduli berapa banyak buku yang ia baca atau tulis tentang itu,” ujarnya.
Seruan Agar Regulator Lebih Terbuka
Dalam pidatonya, Bowman juga mengkritik pola pikir regulator yang dinilai terlalu hati-hati terhadap inovasi keuangan.
Ia menegaskan, teknologi blockchain berpotensi mengubah sistem perbankan apa pun sikap bank dan regulator.
Baca Juga: Turis di Thailand Bisa Belanja Pakai Kripto
“Kita harus memilih: apakah akan merangkul perubahan dan membantu membentuk kerangka kerja yang aman, andal, efisien, sekaligus cepat atau tetap diam dan membiarkan teknologi baru melewati sistem perbankan tradisional,” tegas Bowman.
Menurutnya, meski adopsi teknologi baru membawa risiko, manfaatnya bisa sangat luas jika dikelola dengan tepat.
Dorongan Pro-Kripto di Era Trump
Komentar Bowman sejalan dengan langkah pemerintahan Trump yang lebih ramah terhadap aset digital.
Pekan lalu, The Fed mengumumkan akan mengakhiri program pengawasan khusus terhadap aktivitas kripto dan blockchain di bank, yang sebelumnya dibentuk di era pemerintahan Biden pada 2023.
Awal bulan ini, Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang meminta regulator perbankan menyelidiki klaim “debanking” dari industri kripto dan kalangan konservatif.